Budaya / SeniEsai

Sajak Buat Chairil Anwar: Sebatas Rinduku Dari Kota Puisi

SAJAK BUAT CHAIRIL ANWAR

SEBATAS RINDUKU DARI KOTA PUISI

: MEMBACA SAJAK SAJAK DENIS HILMAWATI

***

“Konon, puisi itu seperti sosok perempuan yang mesti pandai bersolek agar selalu kelihatan tampil cantik , menarik , dan menggetarkan hati , serta mampu memberikan ruang penafsiran seluas –luasnya bagi setiap pembaca untuk mengapresiasi atau mengukur kedalaman maknanya” demikianlah pernyataan penyair Wijang Warek Al Mauti dalam kata pengantar buku Perempuan Mengasah Kata terbitan Taman Budaya Jawa Tengah, Solo : 2017).

Menurut Wijang jika kita menengok dinamika sejarah pertumbuhkembangan dunia kesusastraan Indonesia kontemporer, khususnya puisi, maka tidaklah banyak dijumpai karya–karya sastra yang berbentuk puisi yang ditulis kaum hawa atau perempuan pada era sebelum mewabahnya media social. Hanya beberapa sosok perempuan penyair saja yang dapat dikenali, seperti Upita Agustine, Diah Hadaning, Nenden Lilis A, Dhorothea Rosa Herliany, Ulfatin CH, Abidah El Khalieqy, Sirikit Syah, Oka Rusmini, Yvonne de Ftretes, Denok Kristiani, Sitoresmi Prabuningrat, Nana Ernawati, Evi Idawati, untuk menyebut beberaoa nama.

Namun belakangan muncul nama-nama yang mencuat dan mempunyai banyak ruang dan prestasi dalam jagat persastraan khususnya dunia puisi perempuan yang makin terbuka dan mudah untuk dimasuki oleh gender perempuan ini. Sebut saja misalnya Umi Kulsum, Nia Samsihono, Rini Intama, Evy Setyati, Ewith Bahar, Yanie Wuryandari, Ratna Ayu Budiharti, Susy Ayu, Rukmi Wisnu Wardhani, Seruni Unie, De Kemalawati, Hanna Fransiska, Na Dhien, Elly Dzarah, Jane A, Soesi Sastro, Ami Simatupang Dyah Setyawati, Feryna Setyawati, Evy Manalu, Dyah Kencono Puspita Dewi, Ani Mustangin,  Indri Yuswandari, Yanti S. Prayitno, Sri Kanti, Widya Ningrum, Ninuk Retna Raras, Ely Widayati,  Windu Setyaningsih Sulis Bambang, Fransiska Ambar K, Pia Cipta, Palupi (Mawar Kikan),  Ni Putri Suastini, RD Kedum, Agustina Thamrin, Wida Waridah , Anisa Afsal, Kurnia Hidayati, Puput Amiranti, Yanwi Mudrikah , Denis Hilmawati, Denting Kemuning dll penyair perempuan Indonesia saat ini yang tak bisa disebut  satu persatu. Dan kali ini kita akan mencoba mengulas puisi puisi milik Denis Hilmawati, berdasarkan hasil reseptif pembaca selaku pembaca.

Sastra atau puisi bukan lagi ekslusif dan berada di menara gading , semua orang berhak untuk menyandang gelar penyair perempuan. Dunia sudah penuh keterbukaan dan tranparansi , sehingga dunia puisi lebih permisif dan mudah untuk diakses kaum perempuan untuk berkarya. Perempuan bukan lagi dijadikan objek teks dunia sastra tapi mampu menjadi subjek yang patut untuk diperhitungkan keberadaannya. Sejumlah nama menunjukkan begitu eksis dunia penyair perempuan dengan merebaknya dan prestasi serta award award yang diraih oleh penyair perempuan Indonesia. Misalnya HPI, Munsi, Acarya, Kusala, dsb, juga award-award bidang sastra yang lainnya misalnya Kusala Award, dan tak lupa dunia perempuan ikut terlibat dalam percaturan sastra Indonesia. Terbukti beberapa peraih pemenang ajang HPI dan ajang ajang award sastra bergengsi diraih oleh penyair perempuan.

Hadirnya media media social seperti decade sekarang ini belakangan ini, ternyata telah memberikan rangsangan yang luar biasa bagi setiap orang untuk berkreasi menulis puisi, tak terkecuali kaum perempuan. Meskipun puisi puisi yang mereka unggah sebagai status itu masih perlu diuji kualitas puitikanya, tetapi tidak sedikit pula karya karya puisi mereka patut memperoleh apresiasi yang memadai. (Wijang Warek Al Mauti, Perempuan Mengasah Kata , hal 3).

Puisi – puisi yang ditulis oleh para penyair perempuan pada umumnya memiliki karakteristik yang unik. Keunikan itu diantaranya adalah suasana yang tercipta dalam puisi, symbol alam, dan usaha subjek untuk memahami “ketakberdayaan” atau “kekuarangan” dirinya sebagai subjek perempuan. Ketidaksadaran terhadap kekuarangan pada diri mereka muncul dalam beberapa puisi oleh beberapa penyair. Namun hal itu bukanlah kelemahan sebah puisi yang mereka tulis , sebaliknya hal ini merupakan ungkapan yang orisinal atas pergulatan diri mereka dengan realitas dan ketaksadaran mereka terhadap posisinya.

Selanjutnya, sifat kepasrahan, nuansa romantic (alam dan ketaksadaran), kenangan dan persatuan yang kurang ditulis dengan gaya ekspresif oleh Denis Hilmawati. Bahasa dan symbol yang digunakan menunjukkan gaya yang khas dari seorang perempuan. Sebagai contohnya adalah Cinta Sejati (buku Perempuan Mengasah Kata) yang mengemukakan sebuah gagasan persatuan antara diri subjek (perasaan) dengan hasrat melalui symbol alam. Hal serupa diulang dengan curahan perasaan yang gagal dalam memndamaikan realitas seperti Kuakhiri Dengan Indah, yang merupakan kepasrahan dan tidak terpenuhinya hasrat persatuan hingga menyerahkannya kepada Yang Maha Hidup. Simbol alam dalam puisi di dieksplorasi secara khas sehingga puisi menunjukkan karakteristik puisi yang ditulis asli oleh perempuan. Memetik Buah Kuldi juga serupa kisah Adam dan Hawa yang mempertunjukkan sebuah persatuan yang lengkap tetapi menjadi kekuarangan dari subjek. Hal serupa muncul pada sajak Pertemuan. (Dwi Susanto, Buku Perempuan Mengasah Kata, 2017, hal 9).

Nama Denis Hilmawati di kancah ajang perpuisian Indonesia (utamanya sastra fesbuk: kalau boleh saya bilang ada genre sastra milenium ini di abad cyber ini sastra medsos) umumnya maupun di kancah perbukuan puisi Indonesia khususnya. Nama Denis masih tergolong baru namun sajak-sajaknya yang fresh dan segar turut menyegarkan jagat persajakan di Indonesia pada umumnya. (umumnya sastra fesbuk).

Menurut pengakuannya baru pada tahun 2014 Denis Hilmawati menerjuni dunia puisi secara intens. Namun kumpulan puisinya Denis Hilmawati. Buku Antologi Puisinya 1. HAIKU 2. Sonian 3. Karmina Indonesia 4. Seribu Wajah Ambarawa 5. Menyemai Ingat Menuai Hormat 6. Puisi Sakkarepmu Penyair Mbeling Indonesia 7. Untuk Jantung Perempuan 8. Cemara Cinta 9. Memo Anti Teroris 10. Memo Anti Kekerasan Terhadap Anak.

Sajak–sajaknya, memang secara sungguh-sungguh bisa menampilkan dirinya sebagai penyair yang pantas diperhitungkan. Namun bukan itu yang menjadi masalah, namun percepatan gerakan dan lompatan imajinatifnya yang sangat cepat menunjukkan perkembangan kreatif yang patut diajungi jempol, terhadap perjalanan kreatifinya yang begitu cepat. Dan tentu saja ini sangat membanggakan untuk dikaji dalami dan tulisan ini bukan untuk mengkiritisi sajak-sajak Denis Hilmawati, namun lebih sekadar mengapresiasi hasil pembacaan, apalagi ini hanya untuk contoh penulisan esay sastra secara sederhana yang kami gunakan sebagai contoh ulasan di materi kelas XII Bhs Indonesia, pada KD Bab IV Esai dan Kritik Sastra. Untuk contoh referensi dan rujukan cara menulis esai sastra para siswa dan kami jadikan materi di buku pelajaran.

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Sajak sajak dalam buku buku kumpulan puisi masih banyak menyiratkan cerita  dan melukiskan ekspresi romantika hidup yang serba romantic , sesuai dengan romantisme jiwa yang penuh gelora hidup dan kekaguman pada kepenyairan dan dunia puisi Denis Hilmawati.

Proses Kreatif

Denis Hilmawati. Lahir di Solo, 02 Februari 1969. Pendidikan SMA Muhammadiah 1 Solo. Alamat Perumahan Griya Asri Dua. Blok H 8/nomor 25. RT.05. RW.24. TAMBUN Selatan. Bekasi 17510. Dari karya karya antologi bersamanya menunjukkan bahwa ia cukup produktif dalam menulis puisi. Denis mengaku baru tahun 2014 dia memulia menulis puisi secara intens dan serius. Yaitu ketika  ditawari DNP 5 oleh Kurniawan Junaidi . Denis mengaku belajar nulis sama pak Sien Tjwan ,pak Dharmadi  dan pak Adri Darmaji Woko . Namun ia merasa belum berhasil dan masih mengaku masih merasa bodoh , sehingga DNP (Dari Negeri Poci ) 5, 6, 7 lewat begitu saja.

Bagaimana awal ketertarikannya penyair Denis Hilmawati pada puisi? Inilah pengakuannya . Awal menulis saat menyimak puisi Sapardi Djoko Damono Puisi yang sederhana tapi ada di mana -mana terutama di surat undangan pernikahan.

“Menyimak puisi WS Rendra, Gus Mus, Pak Hans, Pak Dharmadi,  Pak Adri Yang dikirimkan Mas Kurniawan Junaid. Membuat Denis kepikiran. Mereka bisa berpuisi sampai tua. Denis harusnya bisa juga Naah… Dari situ. Mulai menulis. Dengan bimbingan para penyair idola saya. Sampai sekarang Belum berhenti belajar menulis puisi” begitu akunya.

“Puisi Yanti sangat menginspirasi. Puisi Ewith Bahar, Bu Sulis Bambang, Ibu Uun, Pak Aspar Paturusi, Puisi Ang Jasman,  Puisi sastrawan Indonesia yang bisa disimak di Youtube , Sobat sastrawan Solo Sastra Pawon Sastra, Sastra Alit Solo pak Yuditeha.  Banyak yang suport saya. Apalah artinya saya. Tanpa suport mereka. Juga Elysius, Na Dhien, Mak Kedum. Titik balik giat menulis saat tersesat di RSS Rumah Sastra Sragen Bersama rombongan penyair Semarang Hahahaha…” kelakarnya yang renyah.

“Capek menunggu janjian. Pulang nya ketunda masih ada yang datang Yang penampilan unik Mbak Ning Kalau gak salah Untung di mobil mas Rifad Petir dan Artvelo Banyak bawa makanan dari Palur Lha wong kejebak macet Alhamdulillah. Jumpa pertama pak Bambang Eka Dapat hadiah buku sastra untuk belajar nulis” begitulah dengan riang dan penuh canda ringan Denis bercerita tanpa bebas , bebas dan terbuka.Sesuai dengan karakter sajak sajaknya yang transparan , terbuka dan ekspresif .

Ada 6 sajaknya yang dikumpulkan dalam buku Perempuan Mengasah Kata (Seni Dokumentasi Sastra Antologi Puisi Pendapa 19). Dari seluruh sajak itu diekspresikan dalam bentuk sajak konvensional. Daya ucap Denis Hilmawati sangat bersahaja, sederhana tapi mengalir penuh kejernihan. Ia tidak ingin terlihat bereskperimen maupun bermain main dan bergagah gagahan dengan bentuk ucapan yang aneh dan eksentrik. Namun dalam kesederhanaan itu , ia justru mampu menggugah banyak orang karena dari seluruh sajaknya dinyatakan dengan bahasa yang lugas dan gamblang . Misalnya dalam sajak sajaknya Cinta Sejati, Kuakhiri dengan Indah, Di Sayap Cemara Rinduku Tersangkut, Memetik Buah Khuldi, Cinta Yang tercampakkan, dan Pertemuan. Keenam sajak ini termuat dalam buku Perempuan Mengasah Kata (PMK).

Tema–tema cinta masih mendominasi keseluruhan sajak-sajaknya misalnya dalam sajaknya. Yang banyak sekali mengambil tema-tema cinta universal, cinta pada Ayah, Tuhan dan cinta secara umum.

Sajak-sajak Denis Hilmawati mengalami lompatan yang cukup signifikan dan sangat tinggi ada dalam bebebrapa sajak indahnya misalnya Kota Cinta , Cinta Sesaat , Ada Yang Tak Mampu Kulupakan, Siaran Radio, Sekuntum Bunga Kamboja, Penari Puisi, Kesetiaan, Aku Sungguh Cemburu, Batu Charger Hp, Sebatas Rinduku, Sajak Buat Chairil Anwar.

Sajak-sajak tersebut sudah menunjukkan lompatan kreatif  Denis yang memukau dan patut diapresiasi jika kita membaca sajak sajak terakhirnya ini menunjukkan kematangan ucap dan bahasa Denis sudah cukup bagus, dengan menggunakan diksi diksi yang kuat dan penuh suspense membuat kita kaget dengan jebakan jebakan imajinatifnya, yang tiba tiba diksi diksi yang asyik dan renyah menggoda kita untuk membaca lebih legit puisi puisi Denis Hilmawati.

Memang di tahun tahun 2014 awal-awal Denis menulis puisi masih datar datar saja dan belum ada kejutan puitik yang memukau. Tema tema yang dipilih Denis  juga biasa, daya ucapnya juga biasa. Bahkan kebanyakan sajaknya patut dihargai karena kejujurannya mengatakan sesuatu yang umum itu secara sederhana, tanpa memoles dan menyentuhnya dengan sentuhan majas.

Secara umum, puisi-puisi yang ditulis penyair perempuan secara umum mengemukan cara melawan realitas ataupun menghadapi realitas yang menyudutkan kaum perempuan. Pergulatan mereka sebagai subjek perempuan menunjukkan bahwa dalam pencaharian akan kesempurnaan itu, perempuan memiliki kekuatan dan potensi lain yang tidak dapat diduga oleh Sang Lain. Kekuatan itu justru berasal dari sifat sifat yang distereotipkan atau dilabelkan pada diri mereka . Melalui strategi ketidakberdayaan dan pencaharian terhadap kekuarangan inilah perempuan dapat bertahan dan sekaligus “memamerkan“ kekuatan yang tidak mungkin diprediksi dan sekaligus menjadi sebuah keunikan bagi subjek perempuan (Perempuan Mengasah Kata, Dwi Susasnto, hal, 15)

Bahasa puisi metaforis. Namun, bahasa bukan sastra juga boleh metaforis. Bahasa puisi boleh saja tidak metaforis, tetapi yang lugas dalam puisi selalu merupakan siratan, bukan suratan. Yang suratan, apapun alasannya, bukan puisi. Dengan demikian jelas bahwa alasan utama penggunaan metafor dalam puisi adalah mendorong yang tersirat sampai sudut yang tentu tidak akan ada ujungnya. Penyair yang baik, dengan demikian adalah yang mampu menyusun metafor sedemikian rupa sehingga ujung sudut itu semakin runcing.–yang menjelaskan penghayatan dengan piranti ambiguitas. Hakikat puisi adalah “bilang begini maksudnya begitu”, terasa tertangkap tapi senantiasa terlepas…”/HS.

Sajak sajak Denis Hilmawati yang cenderung transparan dan terbuka, diksi-diksi seperti bahasa sehari dan menyiratkan pengalaman keseharian manusia.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Kematangan sajak Denis dapat kita lihat diwakili sajak yang berjudul Kota Cinta. Sajak ini mewakili kematangan diksi-diksi Denis yang memukau “selalu ada panggung/ yang melahirkan narasi/ sebiru bentangan langit//.” Bukankah setiap orang pernah mempunyai pengalaman perjalanan di stasiun namun Denis mampu mewakili pengalaman- pembaca sebagai “pengelana yang tersesat di rimba kota“.

KOTA CINTA

Hilir mudik
Perjalanan cintaku
Di setiap stasiun
Selalu ada panggung
Yang melahirkan narasi
Sebiru bentangan langit

Bianglala kehilangan cahaya
Ketika senyummu dipasung Angkara

Berakhir sebuah perjalanan
Langkah pengelana
Tersesat di rimba kota

Semua menjadi serba instan
Dunia maya menjadi tempat tujuan
Kau dan dia di persimpangan
Aku meraih sejuta tantangan

Jika hidup adalah perjuangan
Mempertahankan cinta
Sungguh kesetiaan adalah kuncinya

Stasiun Beos, 08 Oktober 2017

Memang tak ada kejutan yang dilakukan oleh penyair Denis Hilmawati dalam 6 sajak sajaknya ini. Tema tema yang dipilih Denis juga biasa, seperti tema tema umum yang ditulis oleh kebayakan penyair lainnya. Daya ucapnya juga biasa. Bahkan kebanyakan sajaknya diucapkan secara umum dan tanpa keanehan gaya . Namun demikian sebenarnya sajak–sajaknya patut dihargai karena kejujurannya mengatakan sesuatu yang umum itu secara sederhana , apa adanya dan cenderung ceplas ceplos tanpa tedeng aling aling , sesuai gayanya . Hal ini juga dirasakan dari sajak “Cinta Sesaat” yang menggambarkan dunia yang begitu “maya” kehidupan perkotaan yang sangat metropolis dengan adanya gaya cinta sesaat. Seperti puisi di bawah ini

CINTA SESAAT

Pertemuan yang penuh kejutan
Diremang Cafe Starbuck
Sebuah janji yang tak sanggup kuingat

Kerlingan mata menjadi sandi
Sepotong puisi saksi bisu malam ini
Kulepas semua martabat
Menukar dengan cinta sesaat

Bukan penyesalan yang kudapat
Waktu serasa bagai sengat

Berputar membuka memori termanis
Aroma cintamu
Ternyata sudah basi

Berulang kali kau sakiti
Selalu saja aku memaklumi

Cinta butakah ini?
Tertipu kesekian kali

Cikarang, 08 Oktober 2017
Lambang dan metafor alam seperti Bunga Kamboja dipakai Denis untuk menyatakan kepedihan dan kerinduannya pada orang terkasih. Puisi religious yang menggugah. Denis memakai banyak lambang metaphor metaphor untuk mengkiaskan perasaannya misalnya stasiun, kamboja, candi, biduk, dll untuk menyatakan ekspresinya pada subjek puisinya.

SEKUNTUM BUNGA KAMBOJA

Masih segar dalam ingatan
Sekuntum bunga Kamboja
Yang mengharumkan sepetak nisan kuburan

Bunga kamboja yang
Terbang terbawa riuhnya tarian angin
Berputar secepat
Debar jantungku
Saat menangkap isyarat cintamu

Mewangi diantara hembusan angin pagi
Sekuntum bunga suci
Yang kini
Telah kau sematkan di antara
Jejak rindunya pertemuan
Yang kelak menyatukan
Derai hujan kasih sayang

Bekasi, 07 Oktober 2017

PENARI PUISI

Jemarimu adalah anak-anak pena
Yang lincah menari
Menari melukis berbait-bait puisi

Jalinan aksara yang kau rangkai
Menghias lembaran
prasasti

Dinding candi merindukan
Jemari lincahmu
Menatahkan sejarah cinta
Menaungi alam semesta

Sebelum fajar merekah
Awan merah mewarnai ufuk timur
Legenda cerita cintaku padamu
Tak kan pernah luntur

Bekasi, 08 Oktober 2017

Kerinduan pada sosok tercinta Ayah juga Denis ungkapkan dengan larik larik puisi Ada yang Tak Mampu Kulupa. Denis menggunakan metaphor untuk mengungkapkan kedukaannya yaitu “ hatiku berkarat karena duka“ metaphor yang apik tentunya.

ADA YANG TAK MAMPU KULUPA

Hangatnya do’amu kala ku
terjatuh.
Tertatih menuju jalan setapak
Melingkar menuju lereng terjal
penuh onak dan duri

Ada yang membuat berembun
kedua mataku.
Saat kau rengkuh hatiku yang berkarat karena duka.
Saat menyapu butiran-butiran mutiara kasih yang
berhamburan
disela-sela do’a
di akhir malam.

Selalu mengingatmu disetiap
inci tempat yang menyimpan
sejarah jejak langkah kita.
Meski hanya sejengkal
kenangan kita.
Tiada sedetik pun mampu
kulupakan.
Aku rindu Ayah.

dh.08102015.

Kematangan sajak Denis juga terasa ekspresi tatkala Denis menggambarkan seorang Penari.Sajak sajak Denis punya kecenderungan ekspresif seperti gelora yang menggebu seperti sajak sajak Chairil Anwar , dan cenderung polos dan apa adanya begitu jujur perasaan yang ingin diungkapkan secara ekspresif dalam baris “ seperti legenda cintaku padamu tak kan pernah luntur “ begitu tuangnya dalam sajak Penari Puisi ini.

PENARI PUISI

Jemarimu adalah anak-anak pena
Yang lincah menari
Menari melukis berbait-bait puisi

Jalinan aksara yang kau rangkai
Menghias lembaran
prasasti

Dinding candi merindukan
Jemari lincahmu
Menatahkan sejarah cinta
Menaungi alam semesta

Sebelum fajar merekah
Awan merah mewarnai ufuk timur
Legenda cerita cintaku padamu
Tak kan pernah luntur

Bekasi, 08 Oktober 2017

Begitupun ekspresinya untuk menyatakan kesetiaannya dia lambangkan lewat diksi diksi gelombang , palung, biduk dalam sajak Kesetiaan berikut ini.

KESETIAAN

Pun tak kau semaikan
Di palung cintaku terdalam
Saat gelombang pasang
Mengguncang biduk kita

Kau sendiri menyaksikan
Runtuhnya sebuah dinasti
Bukan suatu keniscayaan
Bilur -bilur lukanya
merajah puing yang kian sepi

Bila kisah harus berakhir
Sejarah telah mencatat
Karena takdir
tidak mungkin dipungkiri

Bekasi, 08 Oktober 2017

Pun juga dalam sajaknya “Aku Sungguh Cemburu” Denis kembali mengungkapkan secara ekspresif untuk menyatakan kecemburunnya pada embun , gemericik air sungai yang bertasbih pada Tuhan  lalu ia kemudian berkaca pada cermin membaca diri. Lalu rasa cemburu itu melebihi rasa asin laut yang mengkristal abadi cinta untukNya. Suatu puisi profetik yang mencoba menyatakan kereligiusan Denis dan kecintaan pada Tuhan. Dua puisi berikut ini tentang ketakberdayaan subjek dan kefanaan subjek memandang Tuhan dan alam seisinya. Dan kembali Denis bicara tentang ketakberdayaan manusia yang fana dalam konteks religiusitas .

AKU SUNGGUH CEMBURU

Pada hembusan pertama angin
Membelai embun pagi
Yang bertasbih memujiMu

Di gemericik air sungai pegunungan
Kuberkaca diri
Membaca seraut wajah sunyi

Tarikan Medan magnit kutup cintamu
Menyandra luruhnya segala rasa
Cukup untukku saja

Kini aroma cemburu itu
Melebihi rasa asin air laut
Yang kukristalkan menjadi
Saksi cintaku yang abadi

Bekasi, 08 Oktober 2017

SEBATAS RINDUKU

Pelabuhan hati
Masih rapi kusimpan menanti
Terusiknya kesunyian

Altar persembahan
Bagi Dewa Kebijaksanaan
Berulangkalikau sajakkan

Seolah olah bagian dari
Ayat Ayat suci
Yang tidak mungkin tenggelam
Di Hari Penghabisan

Riak-riak bencana semakin menorehkan pendaran luka

Haruskah aku percaya
Sebuah cerita yang akarnya
Sudah tercerabut sia-dia
Tenggelam diantara keringnya jerami
Yang menjadi
Alas tidur yang paling fana ini

Bekasi, 07 Oktober2017

Memang di tahun tahun 2014 awal awal Denis menulis puisi masih datar datar saja dan belum ada kejutan puitik yang memukau. Tema tema yang dipilih Denis  juga biasa , daya ucapnya juga biasa. Bahkan kebanyakan sajaknya patut dihargai karena kejujurannya mengatakan sesuatu yang umum itu secara sederhana , tanpa memoles dan menyentuhnya dengan sentuhan majas.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Sajak berikut yang berjudul Sajak Buat Chairil Anwar adalah sajak Denis yang cukup matang dalam pemilihan diksi dan isinya. Indah dan menukik. Metafor metafor yang dipakai dapat mewakili perasaan cinta. Rokok ,  asap , . Barisnya cukup menawan : Tundalah pagi untuk malam kita, agar baranya menghancurkan dunia”. Biarkan mata elang mengunyah sinar rembulan , karena mantra puisimu menjadi candu bagiku”. Ungkapan unghkapan konottatif dengan simbolik lambang lambang merek CA menjadi kekuatan sajak Denis ini. Dan siapa yang tak kenal CA yang puisinya menjadi mantra bagi penyair Indonesia. Dan wajah dukanya yang kelabu menjadi racun duka…begitu saangat dinanti untuk bercumbu. Ini sajak Denis yang paling kuat dan menggambarkan ekspresi jiwanya terhadap CA. Dan Sajak ini sajak yang paling kuat dan indah untuk mewakili sajak sajak Denis yang lainnya.

SAJAK BUAT CHAIRIL ANWAR

Rinduku padamu terhalang kabut asap rokokmu
Sayangku
Tundalah pagi untuk malam kita
Agar baranya menghancurkan dunia

Biarkan mata elang
Mengunyah sinar Rembulan
Karena mantra puisimu
Menjadi candu bagiku

Kelabu di wajahmu
Racun dukaku
Kunanti saat bercumbu
Di Lembaran pena album biru

Bekasi, 06 Oktober 2017

Sajak sajak Denis terasa ringan dengan pengalaman pengalman sederhana namun kontemplasinya kena. Bagaimana ia memandang hidup dan segala persoalan persoalan yang dialaminya termasuk hilangnya Charger Hp pun bisa jadi puisi yang gurih , andaikan lebh dalam lagi diolah secara kontemplatif ini akan menjadikan puisi dengan daya renung tinggi . Tak hanya sekadar barisan kata kata indah . Dan Denis penyair yang tidak memilih kata kata indah , tinggi dan besar untuk mewadahi daya ucapnya.karena apa adanya dan tidak diindah indahkan dan dipaksa paksakan agar tampak indah , inilah kelebihan Denis memilih dan menggunakan diksinya.

BATERAI CHARGER HP

Kuputuskan membelinya
Sebuah Charger hp tingkat tinggi
Yang memaksaku
Merogoh dalam –dalam saku celana

Pilihanku pada warna hijau tosca
Yang mengingatkan padaku
Warna sepasang mata sayu
Tertoreh luka karena cinta

Kucari dari pagi
Baterai itu telah raib kemana ya?
Harusnya aku lebih waspada
Menjaga barang yang sangat berharga

Ada sedikit penyesalan
Sewaktu hendak Kuputuskan
Membeli baterai Charger hp
Ditawarkan promosi berisikan
Tanpa ada rasa kecewa

Bekasi, 07 10 2017

Sajak sajak Denis memang ringan dan seperti hari hari biasa , dengan kesederhanaannya inilah yang membuat pengalaman pengalaman kesehariannya yang apa adanya polos dan justru menjadi kekuatan pengucapan dan diksi diksi yang keren dan kita terperangah melihat kemajuan proses kreatifnya yang tajam dan menukik ini. Hal ini dapat kita lihat pada sajaknya Baterai Charger HP. Bagaimana penggambaran bateari HP tadi begitu menarik di tangan diksi diksi Denis ini , mencuat dan lain serta tidak seperti kebanyakan tulisan tulisan puisnya.

Sebagai penyair yang bar tahun 2014 tertegnun dan menekuni serius puisi  saat ini, sajak sajaknya yang terkumpul di buku Perempuan Mengasah Kata dan puisi puisi yang bertebaran di fesbuknya , memang agak mencengangkan dan bisa dianalisis untuk mengetahui perkembangan kematangan kepenyairan Denis Hilmawati. Karena dalam perjalanan kepenyairan Denis Hilmawati pasti akan berubah. Dan kita sudah melihat perubahan dan perkembangan puisi puisi Denis Hilmawati. Sajak sajak yang dihimpun dalam buku Perempuan Mengasah Kata dan puisi yang ada di fesbuk menampakkan jiwa ekspresif jiwa muda . Dan mungkin saja penyair ini akan menemukan bentuk ucap dan sosok kepnyairanya yang lebih matang dan berbobot jika ia tetap bersetia menggeluti dunia kepenyairan itu pada kesetiaan Denis Hilmawati . Jadi semua bisa tergantung sendiri.

Denis Hilmawati merupakan penyair wanita yang menyatakan ekspresinya melalui sajak sajaknya yang mencerminkan individualitas , baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat. Daya ucap Denis Hilmati sangat sahaja . Ucapannya tidak eksentrik dan ucapan yang aneh aneh. Namun dalam kesderhanaanya itu , ia justru mampu menggugah banyak orang karena dari seluruh sajaknya dinyatakan dengan bahasa yang lugas dan gambling.

Sajak-sajaknya yang menggambarkan perseorangan sangat ekspresif , karena mencerminkan sebuah kejujuran yang bersih . Disinilah kejujuran menjadi sebuah keindahan termasuk kejujurannya mengakui kelemahan diri sendiri . Malahan hasrat perempuan yang sedalam dalamnya ia lukiskan dengan kebesaran hati dan jiwa. Kekhasan sajak Denis Hilmawati yang lebih perseorangan atau individual yang tidak peduli apakah orang akan mendengar apa yang disuarakanya atau akan mentertawakanya . Yang mana ini merupakan sajak sajak individual yang menjadi ciri umum sastra fesbuk atau milennia sekarang ini.

Sajak sajak yang ia buat di awal awal kemunculannya menyiratkan keakuan dan romantisme yang ekspresif dan menggebu gebu tentang cinta dan rindu. Meski juga ia juga sering mengambil tema tema religius untuk mengungkapkan perasaannya. Sajak sajaknya menyiratkan keaksian penyairnya , kesaksian dan kesetiaannya seorang wanita penyair yang ingin terus menulis sampai tua.

Penulis: Sus S. Hardjono, Guru MAN I Sragen. RSS Sragen.

Catatan Penulis: Ulasan ini ditulis untuk contoh Modul Buku materi ulasan (Esay dan Kritik Sastra ) Kelas XII SMA/MA, untuk diimuat di buku ajar Bhs Indonesia MA.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 183