NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Mantan Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi diduga pernah bertemu dengan Johannes Marliem terkait proyek e-KTP (Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik) di Padang, Sumatera Barat pada 2010 lalu. Marliem merupakan Direktur PT Biomorf Lone LLC.
“Apa saksi pernah ketemu Johannes Marliem di Padang?” tanya jaksa Abdul Basir kepada Gamawan.
Gamawan membantah hal tersebut. Namun ia tak menampik bahwa dirinya pernah kedatangan dua orang asing di rumahnya.
Awalnya, menurut Gamawan, dia sedang menghadiri acara pelantikan gubernur Sumatera Barat. Kemudian, setelah acara itu, Ketua DPRD Sumatera Barat Yul Teknil meminta waktu untuk bertemu di kediaman Gamawan.
Namun, saat tiba di kediamannya, Yul membawa dua orang yang tidak dikenal oleh Gamawan. “Dua orang itu, yang satu bule, yang satu orang keturunan Chinese,” kata Gamawan Fauzi.
Kedua orang tersebut, menurut Yultekhnil, terkait proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Tanpa basa basi, Gamawan kemudian mengaku langsung menyuruh kedua orag tersebut segera pergi.
“Tapi saya bilang, saya tidak ada urusannya, pergilah. Tidak lama hanya 5-10 menit saja,” kata Gamawan.
Dalam persidangan, jaksa KPK kemudian menampilkan foto Johannes Marliem. Jaksa menanyakan, apakah orang keturunan Chinese yang datang ke Padang, sama dengan foto yang ditampilkan.
Gamawan mengatakan, ia tidak dapat lagi mengingat wajah tersebut.
“Saya tidak ingat,” katanya.
Marliem adalah penyedia produk automated fingerprint identification system (AFIS) merek L-1 yang digunakan dalam proyek e-KTP.
Dalam surat dakwaan Andi Narogong, Marliem disebut turut diuntungkan dalam proyek e-KTP sebesar US$ 14,88 juta dan Rp 25,24 miliar. Marliem beberapa waktu lalu meninggal di kediamannya di Los Angeles, Amerika Serikat.
Marliem yang sudah pindah kewarganegaraan jadi Amerika Serikat disebut meninggal karena bunuh diri.
Reporter: Restu Fadilah
Editor: Romandhon