Hukum

Mantan Petinggi HP Beberkan Pertemuannya dengan Setya Novanto

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Direktur PT Cisco System Indonesia Charles Sutanto Ekapradja menjadi orang pertama yang bersaksi dalam sidang lanjutan perkara e-KTP, hari ini, Senin (22/1/2018). Ia bersaksi untuk terdakwa Setya Novanto.

Dalam kesaksiannya, Charles mengaku pernah bertemu dengan Setya Novanto. Pertemuan tersebut terjadi sebanyak 3 kali.

Charles menerangkan pertemuan tersebut bermula saat dirinya ditelepon oleh Direktur Biomorf Lone LLC Johannes Marliem pada tahun 2010 silam.

Saat itu Johannes membahas soal kerja sama HP dalam proyek pembuatan identitas berbasis elektronik di Indonesia. Ketika itu Charles masih bekerja sebagai Country Manager di HP Enterprise Services.

Namun, Charles meminta waktu untuk memastikan adanya proyek tersebut. Sebab setahunya, ada proyek serupa di tahun 1990-2000-an, tapi tidak berjalan. Karena tidak ada kejelasan informasi, Charles pun langsung menghubungi rekannya seorang pengusaha Made Oka Masagung.

“Saya telepon teman, saya pikir punya informasi tersebut, yaitu Made Oka. Saya tanya beliau tahu tidak ada proyek ini. Kalau boleh dikenalin,” katanya menirukan apa yang disampaikannya pada saat itu.

Baca Juga:  Korban Soegiharto Sebut Terdakwa Rudy D. Muliadi Bohongi Majelis Hakim dan JPU

Sekitar satu bulan kemudian, Made Oka pun langsung meneleponnya balik dan mengajaknya bertemu Setya Novanto di kediamannya di Jalan Wijaya XIII, Jakarta Selatan.

“Saya ditelepon, Made bilang ‘You ke tempat saya sekarang’ katanya. Saya datang ke kantornya, suruh ikut pake mobil dia, tidak tahunya diajak ke rumah pak Novanto,” kata Chales menerangkan peristiwa saat itu.

Charles mengaku ketika itu dia tidak mengenal sosok Setya Novanto hingga akhirnya dikenalkan oleh Made Oka Masagung dalam pertemuan itu. Ketika itu, Setya Novanto sempat menanyakan beberapa hal terkait pekerjaan Charles.

“Saya ditanya darimana, terus punya keahlian apa, HP saya jelasin. Terus beliau dengan Oka tidak tahu bicara apa di ruangan sebelah, pindah,” ujar dia.

Setelah pertemuan itu, Charles mengungkapkan ada setidaknya dua pertemuan lagi bersama dengan Setya Novanto. Salah satunya adalah saat dia diundang makan siang di Gedung DPR. Charles mengaku saat itu dia diajak oleh Made Oka Masagung.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

“Saya selalu diajak sama Made Oka,” katanya.

Ia pun mengatakan bahwa ada sejumlah anggota DPR yang hadir dalam pertemuan makan siang itu. Tapi ia mengaku tidak mengenalnya.

Sementara terkait pertemuan ketiga terjadi kembali di rumah Setya Novanto. Lagi-lagi Charles mengaku hanya diajak oleh Made Oka Masagung.

Dalam pertemuan itu, Setya Novanto menanyakan harga satu keping e-KTP. “Waktu itu saya jawab harga kartu US$ 2,5 sampai US$ 3,” ujar Charles.

Selain itu, menurut Charles, Setya Novanto sempat menanyakan, apakah chip dalam proyek e-KTP dapat menggunakan produk dari China. Ia menduga Setya Novanto sedang membandingkan harga untuk mencari yang paling murah.

“Saya tidak tahu kenapa dia tanya. Tapi memang kalau dari China lebih murah. Mungkin untuk cek hitungan harga,” kata Charles.

Sebelumnya dalam dakwaan Jaksa, Setya Novanto yang saat itu menjabat Ketua Fraksi Partai Golkar, secara langsung atau tidak langsung mengintervensi proses penganggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam proyek e-KTP tahun 2011-2013.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sukses Kembalikan 15 Sepeda Motor Curian kepada Pemiliknya: Respons Cepat dalam Penanganan Kasus Curanmor

Setya Novanto bersama-sama dengan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong, diduga mengatur proses penganggaran di DPR. Selain itu, mengintervensi proses pengadaan barang dan jasa dalam proyek.

Menurut jaksa, perbuatan Setya Novanto diduga telah memperkaya diri sendiri sebesar US$ 7,3. Kemudian, memperkaya orang lain dan korporasi, serta merugikan negara Rp 2,3 triliun.

Reporter: Restu Fadilah

Related Posts

1 of 12