Oleh: Jagarin Pane*
Gelar kekuatan TNI akan diperlihatkan pada serebrasi HUT nya yang ke 72 tanggal 5 Oktober 2017 nanti di Cilegon Banten. Pameran menuju hebat kira-kira begitu meski harus diakui sampai saat ini sesungguhnya kekuatan militer kita belum masuk kategori hebat. Tapi menuju hebat bolehlah karena jalan kearah itu sedang dilakukan melalui program strategis MEF I, II dan III. Kita sedang berada di MEF II.
Mengapa harus punya militer yang hebat, jawab singkatnya karena kita negara besar, negara kaya. Kaya sumber daya alam, besar sumber daya manusianya. Jadi kalau masih ada pikiran sempit yang mengatakan tidak perlu punya militer kuat maka pola pikir itu dinyatakan dengan pasti kurang wawasan kebangsaannya. Militer adalah adrenalin sebuah negara, dia juga adalah benteng eksistensi sekaligus pengawal teritori.
Berpuluh tahun kita selalu disajikan format baku bahwa pembangunan ekonomi adalah nomor satu. Benar juga karena pengalaman pemerintahan Soekarno yang mendahulukan penguatan militer daripada ekonomi membuat kita tak beranjak petumbuhan ekonominya. Tapi jangan lupa penguatan militer itu karena tantangan jaman yaitu mengembalikan Papua ke pemilik sejati dan membendung neo kolonialisme lewat Dwikora.
Baru delapan tahun terakhir ini format itu disesuaikan dengan rumus sama. Dua-duanya seiring sejalan, pembangunan kekuatan ekonomi dilakukan bersamaan dengan pembangunan kekuatan militer. Ekonomi kita saat ini berada di lingkungan elite dunia masuk kelompok G20 dengan urutan ke 15. Militer kita juga ternyata tidak jauh-jauh rankingnya dari klasemen kekuatan ekonomi yaitu berada di peringkat 14 besar dunia.
Tantangan berteritori kita sejatinya luar biasa. Luasnya teritori yang harus dijaga dan membendung ekspansi teritori dari sebuah negara hebat di Asia adalah kewaspadaan yang harus dilakukan terus menerus. Maka perkuatan militer yang sedang dilakukan selama delapan tahun terakhir ini adalah dalam upaya penguatan pertahanan yang harus berkualifikasi hebat juga. Semua matra TNI harus diperkuat.
Anggaran yang dikucurkan untuk menguatkan militer kita menjadi yang terbesar dibanding kementerian yang lain. Catatannya adalah program hebat ini dengan anggaran yang besar harus dikelola bagus dan dikawal dengan kecerdasan bermanajemen di Kemhan. Termasuk kecerdasan menyampaikan program kepada masyarakat republik. Publikasi resmi terhadap rencana pengadaan alutsista harus disampaikan agar tidak menimbulkan fitnah.
Jangan sampai berita dan gosip yang didapat adalah versi makelar sales sementara berita yang sesungguhnya disembunyikan, tahu-tahu barang ghoibnya sudah datang. Contohnya kendaraan lapis baja M113. Maka konferensi pers yang dilakukan Kemhan soal pembelian Sukhoi SU35 baru-baru ini adalah langkah cerdas agar publik tidak terombang ambing. Sebelum konferensi pers ada yang ngomong soal Gripen, seakan-akan sudah yakin akan dibeli, padahal itu versi salesman yang tentu saja menjagokan produknya.
Korupsi pembelian Apache, F16 serta AW101 adalah cermin buruk yang menjadi ibrah untuk kita semua yang berhati jernih. Dua kasus korupsi itu saja punya nilai nominal rupiah yang luar biasa besarnya. Ironinya adalah soal helikopter AW101, saling lempar tanggung jawab lalu menyampaikannya ke ranah publik. Ini menjadi sebuah gambaran kurang bersinarnya jalur koordinasi, konfirmasi dan komunikasi diantara pemangku jabatan strategis.
Menguatkan tentara adalah juga menguatkan bangsaku, tapi jangan pula diartikan sebagai menguatkan “bank saku” jenderal. Bangsaku ini harus kuat ekonominya dan harus kuat militernya. Maka pembangunan kekuatan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini, pembangunan infrastruktur di segala sektor termasuk pembangunan kekuatan militer kita adalah proses yang sangat membanggakan dan menjanjikan.
Maka pameran kekuatan militer kita yang akan disajikan dalam HUT TNI bulan depan adalah laporan pertanggungjawaban militer kepada rakyatnya yang telah bersusah payah patuh bayar pajak, retribusi, sumbangan, donasi, infaq untuk bangsanya. Sebagai bentuk tanggung jawab itulah gelar parade militer akan menampilkan alutsista-alutsista baru yang canggih dengan “jalan cerita” upacara yang menunjukkan nilai hebat.
Alutsista-alutsista baru yang akan ditampilkan adalah sang primadona kapal selam KRI Nagapasa 403. Kemudian helikopter serang Apache, Helikopter Blackhawk, Helikopter Anti kapal selam Panther, Kapal perang PKR10514 Martadinata Class, Tank medium Kaplan, Panser Pandur II, Arisgator, Artileri swagerak M109, MLRS Vampire, peluru kendali Starstreak, roket Rhan450. Alutsista yang lain adalah MLRS Astross II Mk6, Artileri Caesar Nexter, Artileri KH178, KH179, Tank Leopard, Marder, M113, Panser Anoa, Jet tempur F16, Sukhoi, Golden Eagle, Supertucano dan masih banyak yang lain, bisa disaksikan sendiri pada hari H nya.
Saat ini Indonesia sedang melakukan pemesanan dua kapal penyapu ranjau dari Jerman. Sementara KRI Bimasuci sedang dalam persiapan menuju tanah air dari pabrikannya di Spanyol. Kita juga sedang menantikan kedatangan kapal selam kedua dari Korsel akhir tahun ini. PT PAL saat ini sedang membangun 1 kapal selam “Nagapasa Class” kerjasama dengan Korsel dan 1 kapal perang jenis KCR 60m. Beberapa galangan kapal dalam negeri saat ini sedang membuat 1 kapal perang jenis LPD, 3 kapal perang jenis LST, 1 kapal perang jenis logistik BCM, 6 kapal perang jenis KPC. Tahun depan akan dimulai lagi proyek PKR tahap II dengan membangun 3 kapal perang jenis Martadinata Class.
Angkatan udara kita memesan 11 jet tempur Sukhoi SU35, menanti kedatangan 5 jet tempur F16 blok 52 dari AS, instalasi radar dan rudal 15 jet tempur T-50, upgrade 10 jet tempur F16 blok 15 Ocu, mendatangkan 4 Hercules dari Australia, menambah 2 CN295, menunggu kedatangan peluru kendali jarak sedang Nasam, menambah radar militer di 4 titik pertahanan, memperkuat pangkalan AU di Kupang, Natuna, Tarakan, Batam dan Biak.
Kita memang sedang menuju hebat walaupun sesungguhnya kalimat yang tepat adalah mengejar ketertinggalan. Tertinggal sama negara tetangga. Jadi nanti jika MEF III yang berakhir tahun 2024 barulah kriteria setara bisa disandangkan. Setara bisa juga diartikan hebat karena mampu mengejar ketertinggalan menuju kesetaraan. Selamat hari ulang tahun, semoga semakin hebat dan perkasa mengawal republik tercinta tanpa mengenal lelah. [Semarang, 16 September 2017]
Penulis adalah Analis Pertahanan dan alutsista TNI. Tinggal di analisisalutsista.blogspot.co.id.