Budaya / SeniKhazanahPuisi

Booming Lagi, Puisi Penyair Taufik Ismail Ini Bikin Geram Anak Pimpinan PKI

Dua orang cucuku bertanya tentang angka-angka
Datuk-datuk , aku mau bertanya tentang angka-angka
Kata Aidan, cucuku laki-laki
Aku juga, aku juga, kata riani cucuku yang perempuan
Aku juga mau bertanya tentang angka-angka
Rupanya mereka pernah membaca bukuku tentang angka-angka dan ini aga mengherankan
Karena mestinya mereka bertanya tentang puisi
Tetapi baiklah,
Rupanya mereka di sekolahnya di SMA ada tugas menulis makalah
Mengenai puisi, dia sudah banyak bertanya ini itu, sering berdiskusi
Sekarang Aidan dan Raina datang dengan ide mereka
Menulis makalah dengan angka-angka
Begini datuk,
Katanya ada partai di dunia itu membantai 120 juta orang, selama 74 tahun di 75 negara
Kemudian kata Aidan dan Raina, ya..ya.. 120 juta orang yang dibantai
Setiap hari mereka membantai 4500 orang selama 74 tahun di 75 negara
Kemudian cucuku bertanya
Datuk-datuk, ko ada orang begitu ganas?
Kemudian dia bertanya lagi,
Kenapa itu datuk? Mengapa begitu banyak?
Mereka melakukan kerja paksa, merebut kekuasaan di suatu negara
Kerja paksa
Kemudian orang-orang di bangsanya sendiri berjatuhan mati
Kerja paksa
Kemudian yang kedua
Sesudah kerja paksa,

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Program ekonomi di seluruh negara komunis tidak ada satupun yang berhasil
Mati kelaparan, bergelimpangan di jalan-jalan
Kemudian yang ketiga,
Sebab jatuhnya puisi ini
Sebabnya adalah mereka membanatai bangsanya sendiri,
Mereka membantai bangsanya sendiri
Di Indonesia
Pertamakali dibawa oleh Musso, dibawa Musso.
Di Madiun mereka mendengarkan pembantaian

Puisi di atas dibacakan pada acara Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Selasa (19/4/2016) lalu. Namun, di tengah-tengah khusyuk membaca, para hadirin marah dan mencemooh Taufik Ismail.

Tidak tanggung-tanggu, Ilham Aidit, anak dari Dipa Nusantara Aidit, yang menjadi salah satu peserta simposium, meneriaki Taufik: “Provokator!”. Tak ayal, peserta yang lain pun ikut meneriki Penyair Senior itu.

Karena demi keamanan, pembacaan puisi oleh Taufik Ismail yang disediakan oleh Panitia Acara, terpaksa harus dihentikan oleh Panitia sendiri.

Dan saat ini, puisi yang terekam vedeo itu viral lagi, menyusul peristiwa pembubaran acara Pembela PKI di gedung YLBH Jakarta, Sabtu, 16 September 2017 lalu. Acara yang dicanangkan dua hari tersebut pun gagal digelar. Ditambah lagi, beredar kabar bahwa pada tanggal 1 Oktober 2017 nanti, pemutaran film G30S/PKI akan diputar lagi secara serentak di berbagai Korem, Kodim, Kodam, dan bahkan PKS menginstruksikan seluruh kadernya di daerah untuk juga menggelar nobar film yang sempat tayang di TVRI itu.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Apresiasi Digelarnya Festifal Budaya Banjar

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 6