Budaya / SeniPuisi

Aku Mencintaimu Sampai Senja – Puisi Abdul Wachid B.S.

AKU MENCINTAIMU SAMPAI SENJA

tetapi yang aku rasakan matahari berjalan mundur
ke arah timur seperti usiamu yang mengulur umur
menyinari wajahmu
kebeningan embun

tempat aku berkaca
mengenali wajahku siapa
wajahmu akan selalu di hadapan yang
cahayanya memerdekakan aku dari rupa dunia

siapapun engkau
bagaimanapun perubahan engkau
di taman mana pun dunia ataukah surga
aku adalah pelayanmu penuh suka cita

makilah aku dengan cemburu
kutuklah aku dengan rindu
sumpah serapah hanyalah bahasa
kasih sayang mendahului kemarahan hingga

aku merasakan matahari berjalan mundur
ke arah timur menyinari wajahmu
kembalilah aku kepada pelukan kecupan cahaya
di taman mana pun dunia ataukah surga

yogyakarta, 6 juni 2016

SEGELAS AIR BENING

sebelum subuh kau selalu membangunkanku
dari tidur yang
menjadi obat bagi lelah lahir batin
dari mimpi yang

tidak sempat sambung antara
peristiwa keseharian
dan gambargambar yang
berkelebat dari hati, pikiran

ataukah sekadar bawah perasaan
mimpi tidak pernah bisa dipercaya
bagi manusia seperti aku tetapi impian
lebih punya jalan menuju keindahan

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

sebelum subuh kau selalu membangunkanku
dari tidur yang
menjadi kesakitan bagi lelah lahir batin
dari impian yang

tidak berhulu bermuara melulu di antara
peristiwa angan diterbangkan angin
dan gambargambar yang
berkelebat dari masa kanak, rengekan minta

mobilmobilan, ketakutan kepada bola
terkena mata, suratsurat cinta yang
mengutip sajaksajak rendra
kecemasan ibu akan percintaan remaja

kecemasan seorang ibu menjelma
menjadi doadoa yang
mengisi seluruh darah hingga ruh anaknya
itulah satunya alasan tuhan akan keselamatan

airmata seorang ibu mengalir
menjadi butirbutir darah yang
mengisi seluruh tubuh hingga hidup anaknya
itulah satunya alasan tuhan menghidupinya

segelas tubuh
secawan anggur ruh
sekarang kosong sehati gosong
sebadan oleng sekepala kena tempeleng

sebelum subuh kaulah yang
langsung membangunkanku dengan

segelas air bening
secawan ruh hening
hati kuisi puisi tiupan air al-fatihah
tubuh terisi nyala oleh darah mahabbah

yogyakarta, 3 juni 2016

BUNGA KUNING

kurindukan guguran bunga kuning
di sepanjang jalanan kampus uns
tidak ada salju di sini menjadi es
kurasakan hembusan angin dingin mengenang

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

bukit pekuburan telah terkubur
tidak ada aroma hio lagi
tidak ada dongeng geger pecinan di sini
sejarah susah boleh saja dikubur

bukan lagi sebagai kematian
tetapi bungabunga remaja yang
kembangkan wewangian ilmu yang
diraih dengan cinta

kurindukan kembangnya bunga kuning
di sepanjang jalanan kampus uns
seorang wanita menuju mushola doa
bergegas berpayung gerimis

aku masih merasakan hembusan angin
mengenang para mahaguru yang
begitu baik satusatu teman telah pulang
aku masih terjebak oleh hujan

 27 mei 2016

Abdul Wachid B.S.

Abdul Wachid B.S., lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya (1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron (2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Website: www.wachid.8m.com; E-mail: a[email protected] dan [email protected]; Twitter @abdulwachidbs; Facebook: www.facebook.com/abdulwachidbs

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resinsi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 126