Aku dan Gerhana
Neng Aiy!
Semenjak mengenalmu langkahku berjarak mulai buntu
Waktu telah mendebarkan namamu pada samudra kalbu
Tujuh hari pun tak lagi membeda seolah menuntut kontrak jadi satu
Ya! Mengingatmu, mengingatmu, dan mengingatmu
Neng Aiy! Lihatlah
Rembulan malam ini memancar sempurna jingga kemerahan
Berserabut risalah sinar sinar janji kedukaan
Menarik lepas serangkaian rindu kian bertaburan
Beradu ngadu di singgasana cakrawala buru-memburu
Dalam gelung sinarnya berperih luka menyimpan silau nyeri teramat menakutkan penuh dendam
Seolah menyisakan kenangan kenangan fragmen kepiluan di wajah lirih nestapa buramnya melarut kusam mencekam
Dengan tatap roman durja mendendang lagu kesedihan pada sang malam
Neng Aiy!
Kali ini gerhana
Keadaannya dan keadaanku ternyata tiada beda
Masjid Jami’ Annuqayah, 2019
Penulis: Fadhil Sekennies. Nama pena dari Moh. Fadil Hasan. Menyantri di Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa, suka bercanda dengan malam. Lahir di pulau Madura tepatnya di desa Pakondang Rubaru Sumenep.
Catatan redaksi: Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]