NUSANTARANEWS.CO – WS Rendra yang berjuluk Si Burng Merak merupakan sastrawan, dramawan, sekaligus budayawan ternama di tanah air. Sejak muda ia sudah gemar menulis dan main drama. Dalam tulisan-tulisannya, Rendra sangat peka dan kritis dalam merespon masalah-masalah sosial yang ada di sekitarnya. Dengan lain kata, Rendra senantiasa mempersenjatai idealismenya untuk membela kemanusiaan.
Demikian semangat yang diambil dari Mas Willy (alm) oleh anak-anam muda yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Civil Community dalam mengenang Rendra, “One Day for Rendra: Mengenang Perjuangan Sastrawan Bangsa”, di Taman Adab, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (7/11).
“Namun setelah si Burung Merak setinggi-tingginya hingga tak tak tergapai tangan dalam sentuh dan pelukan, semangat dan ghiroh perjuangannya lambat laun semakin hilang. Terbukti dengan mahasiswa yang mulai acuh dan buta dengan sekitar atau masalah yang ada di Indonesia. Sehingga pelajar hari ini merasa asing dengan lingkungan sekitarnya sendiri,” ungkap Ulya Fitriana sekalu Kordum acara Tadarus Puisi tersebut.
Ulya yang juga menjadi Ketua Rayon Civil Community mengajak seluruh civitas akademika UIN Sunan Kalijaga untuk bisa mengambil spirit Rendra dalam membaca keadaan dewasa ini.
Di hari yang sama, melalui pesan singkat, Naomi Srikandi menyampaikan apresiasinya terhadap acara Tadarus Puisi yang mengambil spirit perjuangan Rendra. Dimana, menurut dia, Rendra semasih hidup begitu senang melakukan diskusi dengan para pemuda.
“Rendra, setahu saya, sangat senang berdiskusi dengan orang-orang yang lebih muda. Dia mau datang ke acara yang dibuat anak muda, mau menyimak kerja-kerja anak-anak muda dan memberikan apresiasi berupa catatan dan diskusi. Sehingga dia bisa belajar bersama yang muda. Baginya anak muda adalah pemilik mata zaman, sehingga ketika kita ingin memahami zaman ini kita harus mau diskusi dengan yang muda,” tutur Naomi. (vicky/red-02)
