Sosok

Mbah Moen dan Rendra Wafat di Tanggal dan Bulan yang Sama

Mbah Moen dan Rendra Wafat di Tanggal dan Bulan yang Sama. (Foto Ilustrasi)
Mbah Moen dan Rendra Wafat di Tanggal dan Bulan yang Sama. (Foto Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tahukah kalian bahwa dua sosok besar milik bangsa Indonesia yakni ulama panutan umat, Mbah Moen (KH Maimoen Zubair) dan sastrawan pejuangan kemanusiaan WS Rendra ternyata memiliki kesamaan. Dimana kedua tokoh hebat ini sama sama wafat di tanggal dan bulan yang sama.

Sebagaimana diketahui ulama karismatik, Mbah Moen meninggal dunia pada 6 Agustus 2019 di Mekah. Beliau berpulang ke rahmatullah di usia 90 tahun. Mbah Moen meninggal saat beliau menjalankan ibadah haji.

Sebagai seorang ulama besar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Mbah Moen banyak menulis kitab yang menjadi rujukan para santri di Pondok Pesantren, di antaranya adalah kitab berjudul al-Ulama al-Mujaddidun.

Mbah merupakan ulama kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928. Tidak hanya dihormati dan disegani di kalangan santri dan masyarakat umum. Tetapi juga dihormati oleh kalangan tokoh-tokoh pemerintahan dan birokrat nasional.

Sementara itu, hal sama juga dialami oleh sastrawan, dramawan dan pejuang kemanusiaan WS Rendra. Seperti Mbah Moen, Rendra juga meninggal pada tanggal 6 Agustus 2009.

Tepat hari ini, bersamaan wafatnya Mbah Moen, Indonesia sedang mengenang 10 tahun atau 1 dekade kepergian WS Rendra. Rendra berpulang kerahmatullah di usia 73 tahun.

Karya karya dari sastrawan kelahiran Solo, 7 November 1935 itu tidak hanya terkenal di dalam negeri tetapi juga di luar negeri.

Sebagai penyair Rendra adalah orang pertama di Indonesia yang memperkenalkan pembacaan puisi menjadi tontonan publik, di ruang-ruang terhormat. Dia seorang pemikir kebudayaan, penulis, dan pembicara yang baik dalam mengutarakan pemikiran-pemikirannya tentang bangsa Indonesia dan kemanusiaan.

Rendra adalah sastrawan pertama di Indonesia yang memperkenalkan impresario. Yaitu pihak yang memberikan bantuan atau dukungan finansial sebagai sponsor pertunjukan kesenian.

Ini adalah hal yang lumrah terutama di negara-negara yang memberikan perhatian tinggi kepada karya-karya seniman yang bermutu. Intinya menjelaskan seniman harus mandiri, harus gagah di tengah kemiskinan, harus tabah, tetapi juga harus realistis

Rendra juga merupakan simbol pergerakan, pro demokrasi, pembela kaum pinggiran, anti feodalisme. Bahkan HB Jassin pernah mengatakan Rendra merupakan perpanjangan tangan Chairil Anwar. Ia penyair besar Indonesia dengan tema-tema baru. Secara angkatan kepenyairan, Rendra berdiri sendiri.

Semoga Mbah Moen dan Rendra dimuliakan di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Dua orang hebat didua jalur berbeda tetapi sama sama berjuang untul bangsa Indonesia, wabilkhusus untuk kemanusiaan.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,052