Mak
Sayup-sayup terbuka
Lembar-lembar garis angka
Selalu kuhitung
Pulang mak
Meletup sudah kalbuku ini
Degup rindu mengiang namamu
Resah sendu setiap pilu tanpa belaimu
Purwokerto, 24 Agustus 2019
September
Rintik-rintik kelabu balai kota
Diam, senandung pelikan bersuara
Menyusup sela-sela kaca
Tabir suryaMu membias suka cita
Kubuka satu dua penopang rasa
Aduhai menari-nari iramanya
Cuit-cuit menepis berita
Bahagia di september pagi buta
Purwokerto, 1 September 2019
Lantunan Sepertiga
Detik-detik terpaku
Sepertiga malam menyahut kelu
Tundukan sunyi tanpa lirih
Bening-bening runtuh atas sabdaMu
Mengahap pangkuan ridhoMu
Di antara angin-angin pintu
Yang merintih menjadi kekasih
Di rumah surgaMu
Purwokerto, 3 September 2019
Kau Tau
Binarnya mentari pagi
Mendekap hangat sendi-sendi ini
Kau tau
Saut-saut kicau burung menyanjung
Malu-malu ia menyapamu
Rerumputan bergoyang merdu
Anggrekpun tunduk pesonamu
Kala secangkir teh yang kau suguhkan cemburu
Menatap kita yang saling jatuh dibawah langit biru
Purwokerto, 1 September 2019
Sebelah Tangan
Sejarah pada kayu terukir
Takdir yang menyingkap bait tanpa syair
Lembar sumpah diatas tinta
Kau hanyutkan tanpa sapa pada Sinta
Saat-saat nadamu langitkan namanya
Kuat-kuat bendungan ini terjaga
Apa daya
Sebelah tangan linangkan air mata
Purwokerto, 4 September 2019
Pesan Ibu
Berangkatlah!
Janjimu mencabut Semeru dari akarnya
Pergilah!
Kau bungkus pelangi-pelangi itu disana
Kejarlah!
Mimpi-mimpi yang kau impikan
Jangan takut!
Bernaung dalam nafas yang selalu kusebut
Basuh kabul Tuhanmu akan takluk
Purwokerto, 9 September 2019
Dunia
Tenggelam di barat sana
Poros dunia yang Kau susun sedemikian rupa
Terselimuti pelangi senja
Sahut-sahut surau menggema
Mengetuk jeruji dunia yang durhaka
Palingkan mereka menghadap kekasihNya
Berserah dalam tunduk kelemahan dosa
Kabut nestapa deras tanpa daya
Menyanjung lewat untaian zikir dan doa
Purwokerto, 10 September 2019
Hilang
Menyalam secarik kata
Tanpa koma mengekang dawai pada cerita
Lambat laun tersirat makna
Jelmaan qalbi bertahta rupa
Direkanya impian para pujangga
Macam dongeng Rama Sinta
Ya Tuhan, sebait makhabbah kupersembahkan
Secepat titik kau hentikan
Layak sepasi di pisahkan
Ke haribaanMu Kau kembalikan
Mengangkatnya kembali kepangkuan
Purwokerto, 12 September 2019
Surga Dunia
Sembari angin menepuk bibir
Lantang getir endusan kening
Tanpa busana rupa-rupa
Elok gemulai sapuan lakunya
Menepis roma tumbuh dimana-mana
Surga dunia satu nyawa
Hisap-hisap paras meronta
Ingin lenyap tapi tak sempat
Susuri telapak engap-engap
Puncak itu ku cegat sekarat
Nikmat indera meraba fana
Gundukan Sakub aku cerita
Paguyangan, 20 September 2019
Pendatang
Nyenyak diselimuti kelam
Bulan purnama telah menjelma
Keharusan bersyukur atas cipta
Kuasa cinta di atas tahta panaroma
Wahai utusan pendatang
Tuan membawa sang kedamaian
Paguyangan, 21 September 2019