Puisi BJ. Akid*
Elegi Kebencian
-Najwa
Seberapa berartikah kebencianmu
Kalau hanya ingin menebarkan aroma rindu
Sejatuhnya hujan ketanah
Masih tak kutemukan suara sekasar panah
Walau lagit sangatlah tinggi
Tapi hujan masih sempat kita kenali
Aku sungguh tak ingin, kepercayaanmu
Bergantung di bawah prasangka orang lain
Walau keperibadian angin
Begitu lengking menerpa ding-ding
Jadilah ibu bagi puisi-puisiku
Yang selalu ikhlas menemani dalam kepergianku
Walau sesuatu yang paling berat itu menunggu
Tapi waktu takkan pernah berlalu untuk bertemu
Padang sunyi,2018
Riak Kebohongan
Hanya pada ketebalan alismu
Aku dapat bersemidi dalam rindu
Di saat pohon-pohon berbuah sunyi
Dan ranting-ranting runtuh kedalam puisi
Di sana pula aku menemukan suara
Dari resahnya angin yang hilang tiba-tiba
Anggia…
Kalau bukan kepada engkau
Lalu kepada siapa?, aku akan menemukan
Arah menuju pulang, sementara gelap alismu
Hanya bisa terang dalam bayangan,
Seandainya engkau pernah tau
Bahwa mimpi dalam semidiku
Hanya berlarut pada suaramu
Akankah burung-burung bersetia meramaikan
Sebagai bekas aroma suara yang sudah hilang
Anggia…
Berikanlah kepadaku
Sebuah peta suara menuju bayangmu
Agar kesunyian tak perlu kita temani
Dari keraguanku di dalam sunyi.
Geddung kona, 2018
BJ AKID, Lahir Di Pasongsongan Sumenep, Madura, Ia Menulis Puisi Beserta Cerpen. Saat Ini Masih Tercatat Sebagai Santri Pondok Pesantren Annuqayah. Dan Menjadi Ketua Komunitas Laskar Pena PPA Lubtara, Sekaligus Pengamat Litrasi Di Kumunitas Surau Bambu Dan SMK Annuqayah.
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co