HukumPolitik

7 Kabar Penting Kemarin ini Masih Hangat Dibaca

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sejumlah sajian tulisan penting terhidan dalam pemberitaan Nusantaranew.co pada Rabu (5/4). Tujuh tulisan penting yang masih hangat dibaca hari ini adalah sebagai berikut.

1. Mencermati Pertemuan Xi Jinping dan Donald Trump di Florida

Preseiden Cina, Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dijadwalkan menggelar pertemuan di Florida pada 6-7 April 2017 ini.

Pertemuan kedua pemimpin adidaya ini sudah lama ditunggu meski sebetulnya bukanlah hal yang mengejutkan. Penyebab ditunggu-tunggunya pertemuan Xi dan Trump akibat derasnya pemberitaan media yang menyebut Cina-AS bersitegang pasca naiknya Trump ke Gedung Putih 20 Januari 2017 lalu.

Salah satu tema yang dibahas keduanya terkait sikap provokatif Korea Utara. Dimana Rabu lalu, Korut diketahui menembakkan rudal balistik ke Laut Jepang. Target utamanya adalah pangkalan militer AS.

2. PB HMI Siap Gundulkan Kepala, Jika KPK Berani Seret Setya Novanto

Wasekjen PTKP PB HMI Agus Harta mendesak penegak hukum, khususnya KPK dalam skandal e-KTP harus melakukan transparansi. Menurutnya, selain mengumumkan nama-nama pelaku penerima proyek tersebut, KPK juga harus menginformasikan secara terperinci jumlah aliran dana yang telah digarong para wakil rakyat.

Baca Juga:  Jelang Pilkada Serentak, Ribuan Orang Gelar Acara Indonesia Berdoa

Ada beberapa hal mengapa KPK perlu melakukan pencerahan kepada publik, menyusul dalam kasus tersebut banyak anggota DPR yang berkelit. Jika demikian, ia menantang kepada DPR untuk blak-blakan secara politik.

3. Gawat, Angka Putus Sekolah Tamat SMP Di Madura Masih Tinggi

Pembangunan tak merata di Jatim mendorong masyarakat untuk mengenal manfaat pentingnya sebuah pendidikan. Buktinya, di Madura, jumlah penduduk yang melanjutkan sekolah ketingkat SMA.

“Saya melihat di Madura , angka jumlah lulusan SMP yang tak melanjutkan di tingkat SMA sangat tinggi, yaitu hampir 1600 ribu orang.Ini sangat memprihatinkan sekali sehingga harus dipikirkan kehidupan mereka ke depannya,” ungkap anggota DPRD Jatim Syaifuddin Asmoro.

4. Akankah Jakarta Dibawah Anies-Sandi Lebih Baik? Ini Jawabannya

Pimpinan LSI Denny JA mengaku sering diberondong pertanyaan, akankah Jakarta baru di bawah Anies-Sandi lebih baik? Ini menyusul setelah berbagai survei putaran kedua yang dipublikasi beberapa lembaga memenangkan Anies-Sandi.

Selain itu, lanjut Denny, kemenangan Anies-Sandi yang tinggi, sekitar 5-9 persen, di atas margin or error membuatnya banyak diburu pertanyaan. Menurutnya yang bertanya umumnya datang dari kelas menengah secara ekonomi dan berpendidikan tinggi.

Baca Juga:  Kiai Ahmad Hasan Restui dan Dukung Luluk-Lukman Menang di Pilgub Jawa Timur

5. Apa Kabar Mega Proyek Pembangkit Listrik 35.000 MW?

Pada 2015 silam, di awal-awal menjadi Presiden, Joko Widodo ambisius. Ini terkait proyek pembangunan pembangkit listrik baru berkapasitas 35.000 MW (Mega Watt). Jokowi sesumbar, bahwa proyek ini akan rampung dalam waktu lima tahun. Tepatnya, 2019 mendatang.

Presiden sadar, proyek listrik 35.000 MW ini sangat strategis. Karenanya mendesak direalisasikan untuk menutupi target kebutuhan listrik nasional. Sebelumnya, sejumlah kalangan telah mengingatkan Presiden. Bahwa janji rampung lima tahun proyek listrik 35.000 MW sulit dipenuhi. Kecuali 10.000 MW, mungkin mampu dipenuhi.

6. Budayawan Dinilai Bisa Diakui Sebagai Pahlawan Nasional

Para budayawan atau pekerja budaya/seni yang telah memliki prestasi dan sumbangsih besar terhadap bangsa dan negara diharapkan dapat masuk dalam kategori pahlawan nasional.

Demikian sebuah harapan yang dicetuskan oleh Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Ferdiansyah. Menurutnya penghargaan sebagai pahlawan nasional itu diakomodasi dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Pemajuan Kebudayaan.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

7. Pancasila Darurat Restorasi

Mantan Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Hankam (1983), Sayidiman Suryohadiprojo menilai Pancasila harus direstorasi. Pasalnya, ia melihat kondisi Pancasila sekarang tidak dihiraukan dan bahkan cenderung mudah dilecehkan oleh sebagian masyarakat dan para pemimpinnya. Sekalipun mayoritas bangsa Indonesia, kata dia tetap mengakui Pancasila sebagai Dasar Negara RI.

Dalam keadaan demikian, Pancasila tak akan mungkin menghasilkan Kebudayaan bangsa. Selain perlu dihidupkan kembali pemahaman makna Pancasila yang jauh lebih mendalam dan intensif, Pancasila harus memegang peran penting dalam melahirkan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia. Itulah sebabnya, restorasi (revitalisasi) Pancasila mendesak untuk segera dilakukan. (Tim Redaksi)

Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 157