InspirasiKhazanahMancanegara

Denny JA: Kilau Kota yang Membuka Diri Bagi Bersinerginya Peradaban Besar

NUSANTARANEWS.CO, Madrid – Kota-kota berdiri dan dibanung diatas hamparan sejarah panjang dengan segenap kebesaran prestasinya di masa lalu. Sebaliknya, ada pula kota-kota yang dibangun dari renruntahan sejarah. Bahkan, tak sedikit kota-kota dibangun dari kota-kota sebelumnya yang dimusnahkan.

Lantas, “apa yang membuat sebuah kota mewarnai peradaban dunia?”.  Demikian ungkap sastrawan yang juga peneliti Denny JA dalam catatan reflektifnya yang ditulis di Madrid, tempat dimana ia berlibur kini.

“Di tengah kota Madrid, dibangun patung seorang sastrawan. Tokoh novel karangannya di Indonesia dikenal dengan nama Don Kisot. Aslinya Don Quixotte, tokoh yang dikarang oleh novelis Miguel de Carventes,” ungkap Dennya dari daratan Spanyol itu.

Di tahun 2013, kata Dennya, the Guardian menyusun top list 100 novel terbesar dalam sejarah. Novel Don Quixotte itu di rangking no 1. Ini kisah seorang tokoh yang beriluisi menjadi seorang ksatria penyelamat dunia. Segala hal yang dilihatnya selalu ia interpretasikan dengan perspektif itu. “Di patung itu, Don Quixotte dilukiskan sedang naik kuda. Ia ditemani oleh asistennya yang setia, yang meyakini ilusi dan mimpi sang tuan,” ujarnya.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

“Sejak awal datang ke Madrid, patung Don Quixotte itu yang paling ingin saya lihat. Bahagialah sebuah kota yang sangat menghormati sastrawan besarnya,” imbuhnya.

Ditambahkan Denny, di kota itu lahir pula club sepakbola Real Madrid. The Guardian juga membuat rangking Real Madrid sebagai club sepakbola terbesar sepanjang sejarah. Itu berdasarkan aneka kejuaraan yang pernah dimenangkannya.

“Sambil menikmati keindahan Madrid, saya terus bertanya apa yang membuat kota ini melahirkan banyak hal terbaik ukuran dunia. Di sini peradaban besar datang,  pernah bertarung saling mengalahkan, lalu kemudian bersinerji: Roma, Yunani, Muslim, Kristen dan modernitas,” ungkap pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.

Sebagai pamungkas, Dennya berkata: “Beruntunglah sebuah kota yang membuka diri bagi bersinerjinya peradaban besar.”

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 17