NUSANTARANEWS.CO – Wahana Hayabusa2 meninggalkan Asteroid menuju Bumi. Badan Antariksa Jepang (JAXA) mengabarkan bahwa wahana Hayabusa2 tengah dalam perjalanan kembali ke Bumi setelah meninggalkan asteroid Ryugu. JAXA mengatakan telah memastikan keberangkatan wahana itu setelah menyalakan mesin pada Rabu (13/11), pukul 10.05 pagi, waktu Jepang.
Perintah itu menandai awal tahap terakhir dari misi, yang diluncurkan pada Desember 2014 untuk mengeksplorasi asteroid yang dijuluki Ryugu dan juga menempatkan beberapa robot kecil ke asteroid tersebut yang jaraknya sekitar 300 juta kilometer dari Bumi.
Wahana tersebut berhasil menjalankan misi yang belum pernah ada sebelumnya yakni melakukan pendaratan untuk mengumpulkan sampel bebatuan termasuk dari bawah permukaan asteroid.
Setelah lebih dari setahun mengekplorasi bebatuan asteroid, para ilmuwan sekarang akan menghabiskan waktu satu tahun lagi menunggu kembalinya pesawat ruang angkasa ke Bumi.
Manajer Proyek Tsuda mengumumkan, “Ini adalah akhir dari Tahap Operasi Dekat Asteroid!”
Dari gambar pertama yang diterima setelah Hayabusa2 pulang, personel JAXA menulis, “Ini pemandangan yang akrab, tetapi menyadari bahwa kita tidak bisa melihatnya segera sedih!”
Segera setelah aliran gambar berhenti, pesawat ruang angkasa akan menyesuaikan posisinya dan menyalakan mesin ion dalam persiapan untuk perjalanan panjang kembali ke Bumi, yang secara resmi akan dimulai pada 3 Desember, menurut JAXA. (Selama hari-hari pertama keberangkatan, pesawat ruang angkasa ini mengandalkan bahan bakar kimia.)
Perjalanan kembali ke Bumi akan mengambil pesawat ruang angkasa sekitar satu tahun. Ketika Hayabusa2 tiba di dekat Bumi, ia akan mengeluarkan kapsul berisi sampel yang dikumpulkan dari Ryugu. Kapsul itu akan mendarat di Australian Outback.
Hayabusa2 sejauh ini merupakan misi yang sukses besar setelah menyelesaikan semua tugasnya di asteroid. Namun warisan jangka panjang misi akan ditentukan setelah para ilmuwan JAXA mempelajari materi yang di dapat di dalam kapsul kembali nanti.
Bahan itu mencakup batuan permukaan dan sampel dari dalam Ryugu, digali dengan menembakkan peluru ke asteroid. Sampel akan dipelajari untuk memahami sejarah bebatuan asteroid. (Alya Karen)
