NUSANTARANEWS.CO – Presiden Joko Widodo sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta diketahui memiliki hubungan emosional yang kuat dengan kandidat Gubernur Petahana Basuki Tjahaja Purnana (Ahok). Selain karena Presiden Jokowi dan Ahok memiliki kedekatan ketika keduanya memimpin DKI, baru-baru ini Presiden Jokowi memberikan arahan khusus kepada Ahok terkait rencana Ahok maju lewat jalur Independen.
Sebab sebelumnya, Ahok pernah menjadi wakil Jokowi ketiga mejabat sebagai Gubernur DKI, Ahok pun mendengar dan menjalankan arahan dari Jokowi, supaya maju lewat jalur partai. Ahok mengikuti saran Jokowi karena salah satunya sudah ada beberapa partai politik yang mendukung Ahok sejak Teman Ahok melakukan gerakan mengumpulkan KTP warga DKI. Ketiga partai tersebut adalah Nasdem, Hanura, dan Golkar.
Dalam waktu yang nyaris bersamaan, Koalisi Kekeluargaan pun dideklarasikannya, yang terdiri dari PKS, PAN, PDIP, PKB, Demokrat dan Gerindra. Deklarasi Koalisi Kekeluargaan ini memberikan sinyal keras terhadap partai pendukung Ahok untuk semakin kuat.
Kendati menurut politikus PPP Asrul Sani, Koalisi Kekeluargaan yang dibangun bisa berjalan tidak kompak bahkan bisa bubar. Sebab hal itu wajar terjadi dalam berpolitik, ini disampaikan Rabu (10/8) dua hari lalu. Asrul juga menilai, tiga parpol pendukung petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa saja menarik dukungan menjelang detik-detik terakhir pendaftaran bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) September mendatang.
Berbeda dengan pandangan Asrul, Pakar politik dari lembaga kajian Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago menilai Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak akan ditinggalkan oleh tiga partai yang mengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
“Saya kira sulit tiga partai tersebut menarik diri. Ketiga partai tersebut sudah dikunci oleh Presiden Jokowi. Ketua Umum Nasdem, Hanura dan Golkar tidak akan berani macam-macam, karena jika satu partai saja menarik diri, Ahok akan selesai,” katanya di Jakarta, Jumat (12/8).
Lebih dari itu, Pangi juga menekankan, Ahok memiliki kedekatan khusus dengan Presiden Jokowi karena keduanya pernah menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. “Presiden Jokowi adalah juru kunci. Beliau merupakan elite penentu jadi atau tidaknya Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta sehingga tiga partai tersebut sulit menarik diri, berbeda halnya kalau Presiden Jokowi tidak lagi berpihak ke Ahok, saya kira Ahok selesai,” terang pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta itu. (MRH/Red-02)