NUSANTARANEWS.CO – Virgin Galactic siap meluncurkan wisata angkasa akhir tahun ini. The Wall Street Journal, mengabarkan bahwa Virgin Galactic akan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek New York. Perusahaan yang merupakan bagian dari Virgin Group itu, akan menjadi perusahaan wisata luar angkasa pertama yang diperdagangkan secara publik. Virgin Galactic adalah perusahaan yang didirikan oleh pengusaha Inggris Richard Branson
Tidak seperti Elon Musk’s Space Exploration Technologies Corp, Virgin Galactic akan lebih fokus pada peluncuran suborbital untuk membawa wisatawan ke luar angkasa. Virgin Galactic berharap dapat melakukan penerbangan wisata pertama ke luar angkasanya pada akhir 2019.
Perusahaan ini telah mengembangkan pesawat ruang angkasa komersial untuk memberikan layanan penerbangan ruang angkasa suborbital bagi wisatawan dan juga menjalankan misi ilmu pengetahuan.
Virgin Galactic kini sedang giat terus menguji pesawat ruang angkasanya. Setelah tertunda karena angin kencang di awal minggu, pada hari Jumat pesawat ruang angkasa Virgin Galactic mencapai “tepi ruang” untuk kedua kalinya dalam tiga bulan terakhir. Pesawat ruang angkasa berhasil mencapai kecepatan dan ketinggian tertinggi 89.918 meter.
Virgin Galactic telah menghabiskan waktu 14 tahun untuk membangun dan menguji kapalnya bagi perjalanan ulang alik ruang angkasa.
Pesawat ruang angkasa ulang-alik tersebut bernama SpaceShipTwo, yang dirancang untuk mengangkut enam penumpang dalam sekali penerbangan suborbital yang mencapai ketinggian 100 kilometer di atas permukaan Bumi. Oleh karena itu, kabin pesawat dirancang khusus untuk “mengoptimalkan pengalaman gravitasi nol bagi para astronot.
Bentang panjang sayap pesawat mencapai 8 meter, dan pesawat dapat berubah bentuk pada ketinggian puncaknya untuk masuk kembali ke atmosfer Bumi.
Dikabarkan telah lebih dari 600 orang yang memesan tiket untuk penerbangan sipil.
Virgin Galactic hanyalah salah satu dari beberapa perusahaan yang didukung miliarder dalam menguji berbagai jenis pesawat ruang angkasa. Seperti SpaceX dari Elon Musk dan Blue Origin dari Jeff Bezos.
Penerbangan wisata pertama akan dikenakan tarif US$ 250.000 per orang, jauh lebih murah daripada penerbangan luar angkasa Rusia dengan biaya sekitar US$ 30 juta.
Menurut perusahaan, biaya komersial pesawat akan turun setelah menjadi penerbangan reguler ruang angkasa melintasi dunia dengan pemandangan planet Bumi.
Pangkalan antariksa di Australia adalah salah satu satu pelabuhan yang dipertimbangkan oleh Virgin Galactic. Pembicaraan dengan Badan Antariksa Australia sedang dibahas untuk peraturan penerbangan pendaratan pesawat ruang angkasa.
Virgin Galactic juga melihat kegunaan lain dari pesawat ruang angkasa, seperti menggunakannya untuk menempatkan posisikan satelit di orbit, yang bisa menekan sebagian biaya saat ini.
Pemerintah AS memang telah meramalkan akan terjadi booming di industri luar angkasa komersial, sesuatu yang sangat didukung oleh Presiden Donald Trump.
Menteri Transportasi AS Elaine Chao mengatakan, “Sektor ini tidak hanya akan menghasilkan pendapatan, tapi juga akan mendorong inovasi teknologi, menyediakan sumber energi dan bahan baku terestrial tambahan dan menciptakan industri baru dan itu berarti penciptaan seluruh kategori pekerjaan baru seperti astronot komersial,” kata Chao saat menyematkan sayap astronot pada dua pilot Virgin Galactic baru-baru ini. (Alya Karen)