Politik

Ternyata Ini Alasan Mulia Cak Imin Bersiteguh Ingin Jadi Cawapres

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Cita-cita A. Muhaimin Iskandar alias Cak Imin semakin mantap untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden 2019 mendatang. Cita-cita tersebut ditunjukkan dengan semangat gerilya sang panglisa santri ini dalam menggalang dukungan.

Gerilya tak hanya gerilya, dari kota ke kota, dari pesantren yang ke pesantren yang lain, Cak Imin mohon restu dan dukungan. Tak hanya itu, sosialisasi pun bisa dibilang sangat masif dilakukan, terbukti dengan terpampangnya gambar Cak Imin Cawapres dalam baliho-baliho di sejumlah kota besar di Indonesia.

Baca:
Soedurisme Sebagai Tawaran Cak Imin Menjawab Persoalan Bangsa
Wasekjen PKB: Menjadi Pimpinan MPR, Karir Politik Cak Imin Sempurna
Pasangan Prabowo-Cak Imin Dinilai Dapat Merebut Suara Mayoritas Pulau Jawa

Bukan tanpa sebab dan alasan semua itu Cak Imin lakukan. Melalui sebuah pernyataan terbuka, Cak Imin mengungkapkan, alasan utamanya menjajal bursa cawapres ialah karena selama ini orang Nahdlatul Ulama (NU) selalu diam saat memiliki keinginan. Sebab orang NU cenderung bertawaduk, sopan, dan terlalu ikhlas. Maka ia sebagai orang NU ingin memberikan suara.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

“Orang NU kalau punya mau, kalau punya keluhan, biasanya susah ngomong. Karena terlalu tawaduk, terlalu sopan, terlalu ikhlas. Sehingga berpuluh-puluh tahun ya menunggu saja, berharap saja. Ini yang saya sebut sebagai silent hope atau harapan yang tidak terkatakan. Saya maju sebagai wakil presiden karena ingin memberi suara pada yang sunyi ini. Besar tapi sunyi,” tutur Cak Imin buka-bukaan kepada media melalui keterangan tertulis, Rabu (4/4/2018).

Tak hanya itu, ada niatan tersendiri kenapa Cak Imin tegus ingin maju menjadi cawapres, yakni agar para santri tak diremehkan. Terkait dengan hinaan yang ditujukan kepadanya, dia mengaku tak perlu membalasnya.

Ia pun meminta kepada para kadernya di PKB untuk tak membalas hinaan tersebut. “Karena berpuluh tahun para santri sering silent (diam), hanya fokus dengan aktivitas spiritualnya, maka kita kerap diremehkan. Saat saya menyatakan siap jadi wakil presiden,” kata Pria kelahiran Jombang ini.

“Suara yang menghina merebak. Tapi saya tidak pernah membalas celaan. Dan kader PKB juga tidak boleh balas menghina, balas menyerang. Biar Tuhan saja yang balas. Kita fokus sosialisasikan visi dan ide-ide kita,” tambah Wakil Ketua MPR RI yang baru dilantik itu.

Baca Juga:  Menangkan Golkar dan Prabowo-Gibran di Jawa Timur, Sarmuji Layak Jadi Menteri

Baca juga: Sekjen PKB Anggap Demokrat tak Serius Bentuk Poros Ketiga

Di masa depan, lanjut Cak Imin, dunia akan dilanda tiga krisis yaitu krisis energi, krisis air, dan krisis kemanusiaan. Menurutnya sebagai bangsa yang mayoritasnya muslim Indonesia akan memikul ketiga beban tersebut. Selain itu karena populasi muslim yang padat dan religius, Islam Indonesia pun ditunggu perannya di kancah internasional.

Sebelumnya, Cak Imin menyampaikan hal ihwal pencalonan dirinya maju jadi cawapres ini pada acara Silaturrahmi Kyai Kalimantan Timur pada Selasa (3/4/2018), di Balikpapan Utara, Kalimantan Timur. Acara tersebut dihadiri oleh sekitar 300 kiai dan ustaz se-Kalimantan Timur. Acara berlokasi di Pondok Pesantren Al Izzah Balikpapan.

Di acara itu, Cak Imin mendapatkan mandat dan dukungan untuk menjadi wakil presiden 2019-2024 yang diserahkan oleh Habib Yahya Al Muhdlori. Acara juga dihadiri oleh KH Muslich Umar, KH Muhammad Razid ketua PWNU Kaltim, KH Muhammad Mukhlasin, dan lainnya.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Iklim Demokrasi Indonesia Sudah Dewasa

Pewarta: Achmad S.
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 810