Mancanegara

Teheran Menolak Tawaran Dialog Dengan Washington

Teheran Menolak Tawaran Dialog Washington
Teheran Menolak Tawaran Dialog Washington

NUSANTARANEWS.CO – Teheran menolak tawaran dialog dengan Washington yang secara sepihak telah membatalkan kesepakatan “nuklir Iran” dengan negara-negara besar dunia, memberikan sanksi ekonomi, dan melabel pasukan khusus Iran sebagai teroris – meski Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan tidak menetapkan prasyarat bagi pembicaraan dengan Iran di tengah meningkatnya ketegangan militer antara kedua negara.

Seperti telah diberitakan, minggu lalu Presiden Trump menyatakan bahwa dirinya telah membatalkan serangan militer terhadap Iran, 10 menit sebelum perintah eksekutif itu diluncurkan, menyusul ditembak jatuhnya drone pengintai militer AS di atas wilayah teritorial Iran.

Dalam sebuah wawancara yang direkam pada Jumat (21/06), Trump menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan aksi militer terhadap Iran. Trump juga mengatakan bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir. Jika Teheran ingin membicarakannya, itu adalah hal yang baik. Namun, jika sebaliknya, ekonomi Iran akan hancur sehancurnya di masa mendatang.

Dalam cuitannya pada hari Sabtu (22/06) Presiden Trump lagi-lagi meningkatkan tekanan terhadap Iran, dengan mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berencana menangguhkan serangan militer terhadap Iran. Tulisnya, dirinya “tidak pernah menarik serangan terhadap Iran.” Namun, ia “hanya menghentikan agar serangan itu tidak terjadi saat ini.”

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Kepada para wartawan, di hari yang sama, Trump juga mengatakan bahwa aksi militer “selalu menjadi pilihan sampai isu ini mampu kita selesaikan.”

Sejumlah pengamat mengatakan Presiden Trump tampaknya berharap dapat melakukan dialog dengan Iran guna mengurangi ketegangan, sambil meningkatkan tekanan. Namun dikhawatirkan bahwa situasi ini dapat memburuk, sebab Iran diperkirakan akan memberi reaksi yang keras atas sanksi-sanksi tersebut.

Apalagi Presiden Trump juga berencana memberlakukan sanksi-sanksi tambahan atas Iran pada Senin (24/06. Sanksi-sanksi tersebut diperkirakan akan meningkatkan tekanan militer dan ekonomi terhadap Iran untuk memaksa negara mullah itu duduk di meja perundingan.

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan negaranya akan mendesak komunitas internasional untuk menunjukkan “reaksi yang pantas” terhadap langkah invasi oleh AS terhadap Iran.

Rouhani juga menyampaikan tentang penembakan drone pengintai milik militer AS dalam sebuah pertemuan dengan kelompok parlemen internasional pada Minggu (23/06). Rouhani mengatakan agresi AS telah menyebabkan ketegangan baru di Timur Tengah.

Baca Juga:  Rusia Menyambut Kesuksesan Luar Angkasa India yang Luar Biasa

Teheran mengatakan drone ditembak jatuh di wilayah kedaulatan udaranya. Sedangkan Washington bersikeras bahwa drone miliknya berada di wilayah udara internasional.

Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan informal mengenai insiden tersebut pada Senin (24/06) atas permintaan AS. Iran pun telah mempublikasikan rute penerbangan drone yang ditembak tersebut. Selain itu, Iran juga menyebutkan puing-puing drone ditemukan di wilayah perairannya. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,053