RubrikaSosok

Teddy Wibisana Menilai AHY Jusru Akan Kehilangan Simpati Publik

Teddy Wibisana menilai AHY jusru akan kehilangan simpatip publik.
Teddy Wibisana menilai AHY jusru akan kehilangan simpati publik/Foto: Mantan Aktivis Pro Demokrasi, Teddy Wibisana

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Teddy Wibisana menilai AHY jusru akan kehilangan simpati publik. Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono mengenai adanya keterlibatan tokoh istana yang akan melakukan ‘kudeta’ terhadap dirinya dari kursi pemimin partai mendapat respon dari berbagai kalangan.

Mantan Aktivis Pro Demokrasi era 90-an Teddy Wibisana menilai bahwa sikap AHY tersebut akan menanggung 2 resiko. Pertama, bisa mendantangkan simpati publik namun dapat juga terjadi sebaliknya.

“Sikap AHY ini mengandung 2 resiko, pertama mungkin saja dia mendapat simpati publik, tapi bisa saja masyarakat membacanya sebagai upaya mencari perhatian,” tutur Teddy dalam pesan tertulisnya yang diterima Redaksi, Selasa (2/1).

Namun mantan Ketua Umum ALMISBAT itu menilai potensi besar yang akan di hadapi AHY adalah kehilangan simpati masyarakat. Pasalnya, mencari perhatian publik dalam situasi pandemi seperti saat ini dengan isu-isu diluar upaya mengatasi pademi justru tidak akan mendatangakan simpati publik

Baca Juga:  PPWI Adakan Kunjungan Kehormatan ke Duta Besar Maroko

Menurut Teddy, jika memang tak AHY telah mengetahui dan dapat membuktikan siapa yang terlibat, seharusnya AHY langsung menyebutkanya. Dengan mengumbar hal tersebut ke publik tanpa menyebutkan pihak yang terlibat, sama saja AHY sedang menggiring masyarakat ke ladang fitnah.

Sebelumnya, AHY mengungkapkan bahwa pihaknya menduga ada gerakan politik yang dilakukan pejabat lingkaran kekuasaan Presiden Joko Widodo yang berupaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

“Ada gerakan politik yang mengarah pada upaya mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa yang tentu mengancam kedaulatan dan eksistensi Partai Demokrat,” kata AHY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Senin (1/2)

Seharusnya, menurut Teddy, jika ada persoalan dengan salah satu orang di lingkup istana, tentu akan lebih bijak jika langsung ke orangnya dan tak perlu bespekulasi.

“Apalagi katanya sudah menulis surat ke presiden secara langsung. Kalau sudah menulis ke presiden lalu membicarakan ke publik, artinya punya tujuan politik,” tandasnya.

Baca Juga:  Komut Tunjuk Plt Dirut, Bank UMKM Jatim Bergejolak

Teddy menilai, manuver AHY tersebut akan menggiring persepsi publik terhadap keberadaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terhadap pihak – pihak yang beranggapan demikian, Teddy mengingatkan bahwa konsolidasi politik sudah selesai di awal 2020 dengan terbentuknya kabinet yang menceminkan dukungan partai koalisi pendukung pemerintah.

“Apalagi saat ini sudah periode terakhir Jokowi. Jokowi tak ada kepentingan lagi di 2024,” tegasnya. (ES)

Related Posts

1 of 3,056