NUSANTARANEWS.CO, Medan – Pasangan Calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus diyakini lebih mengetahui pokok persoalan yang lebih kompleks di Sumatera Utara.
Pengamat politik Armansyah menilai, setelah dua kali tampil di acara debat publik yang diadakan oleh KPUD Sumut calon yang diusung koalisi partai PDIP dan PPP ini lebih menawarkan gagasan yang konkret dan visi misi yang jelas.
“Program yang disampaikan untuk membenahi Sumut ini lebih konkret dan spesifik disampaikan oleh kedua paslon ini, yang mana lebih tepat menyentuh ke persoalan pelik Sumut dalam beberapa dekade belakangan ini, sementara Eramas lebih cenderung biasa dan normatif,” ujar Armansyah di Medan, Selasa (15/5/2018).
Ia juga menambahkan program kerja Djarot-Sihar juga lebih terukur. Hal ini membuat mudah untuk dievaluasi nantinya.
Baca juga: Ini Komitmen Musa Rajekshah Membela Hak Disabilitas di Sumut
Sebelumnya akademisi yang merupakan dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Muhammad Iqbal juga memaparkan hal serupa. Ia menyikapi hasil debat publik kedua Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut dengan tema ‘Pembangunan yang Berkeadilan dan Kesetaraan‘, yang digelar di Ballroom Hotel Adi Mulia, Medan.
Paparan awal yang diberikan pasangan Eramas dinilai terlihat tidak konkret. Paparan Eramas lebih menekankan pembangunan ekonomi yang dibagi menjadi ekonomi dan non-ekonomi dan menyajikan data jumlah kemiskinan.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Tebing Tinggi Ingin Putra Daerah Asli Sumut Pimpin Sumatera Utara
“Paparan awal pasangan Djoss langsung menggunakan media bantu visual. Terasa pasangan ini ingin menunjukan kepada publik, bahwa mereka sudah memiliki ide dan konsep yang dapat dilakukan jika terpilih nanti,” katanya.
Sebelumnya pengamat dari Sumut Center of Policy Studies (SCPS), Adi Siahaan, mengatakan pasangan Edy-Ijeck lebih concern terhadap kaum disabilitas dari pasangan Djarot-Sihar.
“Komitmennya jelas, semoga bisa terealisasi nantinya. Kalau statemen pasangan Djarot-Sihar cenderung normatif,” ujar Adi. (ed/red/nn)
Editor: Yahya Suprabana