Lintas Nusa

Tampung Lulusan SMK Jurusan Vokasi, Gubernur Khofifah Lobi Perguruan Tinggi

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Setya N/NUSANTARANEWS.CO)
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (Foto: Setya N/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, SurabayaGubernur Khofifah akan mengomunikasikan dengan beberapa perguruan tinggi yang memiliki jurusan vokasi agar dapat menampung lulusan SMK.

Dicontohkan, pada saat pengumuman SNMPTN ternyata banyak anak-anak SMK yang diterima di PTN. Dengan demikian, menjadi siswa-siswi SMK itu keren karena SNMPTN bisa tembus, mau masuk pasar kerja juga bisa tembus.

“Banyak sekali orang tua yang menyampaikan keluhan format tersebut. Anak mereka ingin bersekolah di SMA/SMK favorit tetapi tidak masuk meskipun nilai UNnya tinggi. Ini dikarenakan tinggalnya tidak masuk dalam zona yang dirumuskan,” katanya di Surabaya, Kamis (4/4/2019).

Baca juga: Ancaman Musim Kemarau, Pemprov Jatim Gelontor Tangki Air dan Tambah Bangun Sumur Bor

Khofifah menginginkan sebanyak 90 persen siswa yang diterima di sebuah lembaga pendidikan SMA dan SMK Negeri itu dalam zona. Sedangkan 10 persennya bisa diikuti di luar zona itu. Maksudnya yang di luar zona itu seperti siswa berprestasi, karena kompetisi nilai UN, bisa karena orang tuanya pindah, atau berprestasi di bidang olahraga dan bidang tertentu.

Baca Juga:  HUT Ke 107 Tahun, RSUD dr Iskak Tulungagung Naik Tingkat Rumah Sakit Tipe A

“Ini sekarang sedang finalisasi. Insyaallah dalam waktu dekat ini dikeluarkan Pergubnya supaya bisa jadi referensi kepada calon anak didik baru di SMA dan SMK,” imbuhnya.

Dijelaskan, untuk format SMK Pengampu perlu dilihat memiliki jurusan-jurusan yang serumpun dan potensial. Sehingga perlu dipertimbangkan dengan membangun konektivitas dengan Millenial Job Center atau cukup di SMK Pengampu.

Ia berharap, SMK Pengampu bisa mempunyai dorongan yang tinggi untuk menghasilkan lulusan SMK agar bisa terserap dalam pasar kerja. Sedangkan terkait magang, lanjutnya, durasi yang dilakukan siswa-siswa SMK membutuhkan waktu satu semester atau satu tahun. Tujuannya dengan waktu magang yang cukup, anak didik siap masuk pada dunia kerja.

“Formula kemungkinan empat semester di kelas, satu semester magang, satu semester siap-siap UN. Apakah magang itu butuh satu semester atau satu tahun supaya keluar dari SMK betul-betul siap masuk pada dunia kerja,” katanya sambil menjelaskan tingkat pengangguran terbuka di Jatim tertinggi dari lulusan SMK.

Baca Juga:  Bidik 55 Persen Suara di Sumenep, Cagub Luluk Temui Alumni Annuqayah

Pewarta: Setya N
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051