Budaya / SeniPuisi

Suara Peluru – Puisi Naila Muti Syarifa

Penyelundupan 97 peluru tajam di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar ke Jayapura Papua berhasil digagalkan. Foto: Ilustrasi/Istimewa
Penyelundupan 97 peluru tajam di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar ke Jayapura Papua berhasil digagalkan. Foto: Ilustrasi/Istimewa

Senja Kemarin

Surya mengintip dari timur
Bersama angina rindu yang
Berbisik lembut di telingaku
Bercerita tentang kau yang pergi
Kemarin bersama perahu senja

Purwokerto, 15 Maret 2019

Setetes Embun

Setetes embun jatuh
Di telapak tangan yang kosong
Embun memberi isyarat
Bahwa rindu datang di pagi hitam
Aku lari bersama embun
Melawan kabut tebal
Memastikan embun tak menipu
Aku sampai pada titik ruang rindu

Purwokerto, 16 Maret 2019

Penantian

Aku menetap di derasnya hujan
Berdiri terasa sepi
Basah kuyup tak peduli
Di ruang kosong tanpa merpati
Semakin kuat bertahan
Wajah semakin pucat
Tak ada atap yang memayungi

Purwokerto, 16 Maret 2019

Suara Peluru

Di hari mulia
Para adam sedang berkumpul
Memenuhi kewajiban di atas sajadah
Tiba-tiba suara datang yang tak diharapkan
Puluhan peluru melayang
Dari belakang menembus tubuh adam
Antara lari dan menetap
Khusyuk tak lagi khusyuk
Darah bercucuran di atas sajadah

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Purwokerto, 16 Maret 2019

Naila Muti Syarifa, Mahasiswa 2-Perbankan Syari’ah A Fajultas Ekonomi dan Bisnis, IAIN Purwokerto. Kini mukim di, Tinggarjaya, Rt 02 Rw 05, Kec. Jatilawang, Kab. Banyumas. Bisa dihubungi melalui Facebook: Naila dan Ig: @naila_muti

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co

Related Posts

1 of 3,187