Puisi Nasywa Rihadatul Aisy
1000 Bangau
Tangan mungil itu teliti melipat kertas kecil
Mengikuti garis yang sudah ditentukan
Perlahan terlihat suatu selira
Dikepakkan sayap
Dibubuhi mata dan bilangan identitas
Seringai gadis itu terlihat syahdu
Mata itu saling pandang lekat terpikat
Dan diletakkannya bangau terakhir
Berkumpul dengan 999 teman bangau lainnya
Tangan itu kembali menyibukkan diri
Ia menuangkan harap berlandaskan kertas terakhir
Berharap bangau
Dapat hidup ribuan tahun walau tidak kekal
Purwokerto, 15 Maret 2019
Resah
Pagi sekali ia terbangun
Berlari cepat tak beraturan
Langkah kakinya terlihat sibuk
Rambutnya ia biarkan berantakan
Ia mencari ruang kosong
Tapi yang terlihat hanya antrian panjang
di depan semua bilik pintu
Dipasangnya wajah lucu
Sambil nyerocos memukul-mukul dinding
Salah satu pintu dibuka
Ia berhasil menerobos antrian panjang
Ia berhasil menuntaskan hajatnya
Dan keluar dengan wajah menyelamatkan dunia
Purwokerto, 15 Maret 2019
Rindu
Tidak ada kata yang mampu
Menjemputku menuju tempat itu
Jarum jam pun terus berputar
Ruangan ini terasa sesak
Hingga aku pun tak mampu mengukur
jarak kau dan aku saat ini
Purwokerto, 17 Februari 2019
Nasywa Rihadatul Aisy, lahir pada tanggal 21 Desember 2000 di Purbalingga dan ikut orang tua menetap di Bekasi. Dia tercatat sebagai Mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, Jurusan Ekonomi dan Bisnis Islam, prodi Perbankan Syari’ah. Saat ini ia tinggal di Pondok Pesantren Modern El-Fira, Jln. Achmad Yani Gg.VII No.43, Kebon Bayem, Karanganjing, Purwanegara, Purwokerto, Jawa Tengah 53127. Email: [email protected].
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected]
Baca: 10 Hal Yang Harus Diketahui Sebelum Kirim Tulisan ke Nusantaranews.co