Sapi Jantan dan Betina
ibarat sapi pejantan yang subur di perut betinanya
aku bangkit dari kebekuan ruang dan waktu
decitan mulut dan tepukan tangan birahi
melucuti simpul-simpul mati di sekujur tubuh
sekian kali kukhidmati madah mantramu
“sapi pejantanku, kutemui kau dalam cahaya bulan
mencium punukmu dan melingkarkan sayap
pada dadamu lalu hangat akan menjalar_
menjadi darah, dalam apirnya kita bercengkrama”
amboi syahdunya sampai di gendang jiwa
segala kemurnian ungkap – gairah kemarau
dan mantramu itu, sulap udara terang bulan
jelma aroma sejati di pedalaman
pun aku tenggelam ke dalam paru-parumu
2016
Aku Meleleh ke Pangkuanmu
tiga belas bulan meleleh aku ke pangkuanmu
membentuk diri pada relief bisu di kuil tua
saat tuhan ditidurkan oleh naluri manusia
lelah berjalan di lorong-lorong kehidupan
aku menyanjungmu dengan ukiran tubuh
dan kerangka rasa lisan serta isyarat
tanpa doa dan ritual aku telah sampai padamu
membangun surga dunia – impian umat manusia
sejak perhitungan diberi ruang di tanah kelahiran
cinta jelma takdir dengan rahasia penciptaan
lalu pada bibirmu kuberi makna atas gairah alam
seluruh binatang jinak dan patuh padaku
membimbing naluriku memecah kegaiban
hingga nasib tak berdaya menipu-nipu kita
2016
Hatim S. Rifaie, Penikmat Kopi dan Pecinta Arsitek Kehidupan. Menulis puisi, prosa, esai, dan catatan cinta.