NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Para elit politik dan pengamat saat ini lebih sibuk gosipin Pemilu 2024, hal ini menurut mantan Wakil Presiden Sandi Sandiaga Uno memicu sejumlah persoalan dasar seperti ekonomi di masyarakat yang menjadi agenda penting presiden terpilih Jokowi-Ma’ruf Amin akhirnya terlupakan.
“Sebenarnya saya ingin mengajak elit politik itu jangan terjebak siklus politik lima tahunan. Jadi ini yang 2019 saja belum membentuk kabinet, belum dilantik, udah ngomongin 2024. Dan akhirnya kita lupa dengan apa yang akan kita hadapi di tahun 2019, 2020, 2021,” kata Sandiaga Uno dalam diskusi yang digelar ILC, Selasa malam (30/7/2019).
Sandi menjelaskan akibat sibuk ngomongin Pemilu 2024, agenda agenda besar yang kemarin yang diperdebatkan saat debat capres-cawapres 2019 akhirnya terabaikan. Padahal lanjut dia, dalam proses pemilu 2019 lalu banyak menguras energi dan memakan biaya negara mencapai 25 triliun. Belum lagi perjuangan adu gagasan di debat pilpres tentang persoalan bangsa yang harus segera diselesaikan.
“Tiba-tiba sekarang bulan Juli belum sampai bulan Oktober sudah ngomong 2024. Dan menurut saya ini prematur sekali,” sambungnya.
Memang, diskursus soal pemilu 2024, bagi para pengamat dan politis pasti menarik sekali, tapi bagi rakyat yang lebih penting adalah menunggu realisasi agenda agenda besar di bulan bulan kedepan. Ekonomi bagaimana? Apakah akan semakin lebih baik atau sebaliknya.
“Saya memiliki data data yang menunjukkan sekitar 60 persen dari masyarakat itu menunggu perbaikan ekonomi yang dijanjikan pada debat debat kemarin,” kata Sandi.
Baca Juga:
Kenapa Kinerja Investasi Migas Nasional Menyedihkan?
Tahun 2021 Indonesia Diperkirakan Defisit Energi
Ia menambahkan, sejak 6 bulan dari 17 April itu sekitar 17 Oktober kalau belum ada perubahan yang dirasakan oleh masyarakat. Jangan sampai ha itu justru akan menimbulkan satu kekecewaan di masyarakat.
“Sebetulnya dia, Pak Presiden terpilih Jokowi, bisa kerja sekarang. Tidak perlu menunggu Oktober (setelah pelantikan). Kalau mau ganti menteri bisa ganti sekarang. Kenapa mesti nunggu Oktober? Bagi saya sangat prematur,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, kalau misal ia bisa membantu Presiden Jokowi, maka ia akan menyodorkan sejumlah masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Misal, lapangan pekerjaan tidak tercipta kenapa?
“Saya tanya tanya ke pebisnis, gimana 17 udah selesai, gimana dong kalian investasi? Oh nunggu kabinet. Ini kan akhirnya wait and see, wait and see. Tiba tiba nanti pas setelah Oktober, bagaimana mau investasi gak, buka lapangan pekerjaan? Oh nanti nunggu Pilkada 2020. Kapan investasinya? Kapan kerjanya. Saya melihat bahwa jelas inchumben mendapat mandat lagi, punya kesempatan sekarang, bisa melakukan assessment, ganti menterinya gak usah nunggu Oktober, bisa sekarang. Dan bisa dilakukan apa yang dijanjikan kemarin pada platform yang didukung oleh Presiden Jokowi dan Kyai Ma’ruf Amin untuk dijalankan lebih awal. Sehingga yang dijanjikan kepada rakyat itu bisa direalisasikan,” ujarnya.
Dalam hal ini, kata Sandi, dirinya bersama Prabowo siap ikut memberikan masukan secara konstruktif perihal masalah yang hadapi Indonesia saat ini. Dan kalau dirinya melihat koalisi Jokowi-Ma’ruf saat ini disebutnya sudah cukup lengkap. Mulai dari jumlah partainya dan talentanya dinilai sudah cukup untuk menelorkan kebijakan kebijakan yang ditunggu tunggu oleh masyarakat.
“Jadi ini pandangan saya. Yang pasti masyarakat sudah lama menunggu sebuah gebrakan. Dan yang bisa mereka rasakan sehari hari,” ungkapnya
Seperti harga listrik turun apa naik? Rata rata semua masyarakat kalau ditanya sejumlah harga saat ini menjawab naik! Belum lagi soal mencari kerja? Gampang apa susah? Semua bilang susah.
Sandi mengatakan, pengangguran di usia muda sekarang semaki lama semakin bertambah. Khusunya mereka dari lulusan SMK. Sandi menyebut saat ini para lulusan SMK ternyata yang paling banyak pengangguran.
“Padahal mereka masuk SMK karena mereka ingin mendapatkan kerja lebih cepat. Ini adalah PR-PR yang saya kira kalau kita tiba tiba diskursusnya ngomong 2024, maka agenda agenda penting yang ditunggu rakyat akhirnya terlupakan,” tandasnya.
Pewarta: Romandhon