NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Manuver Bowo Pangarso, tersangka kasus suap terkait amplop ‘serangan fajar’ membuat publik tercengang.
Setelah sebelumnya menyeret nama NW, kemudian pria dengan nama lengkap Bowo Sidik Pangarso itu menyeret nama menteri. Pengakuan Bowo tentu menjadi kejutan tersendiri.
Mantan Komisaris BUMN, Muhammad Said Didu melalui akun Twitter miliknya, @saididu, seperti dikuti redaksi mengaku tahu siapa sosok menteri yang dimaksud Bowo.
“Namanya sih saya tahu,” cuitnya.
Dia berharap, KPK segera mengungkap nama Dirut BUMN dan menteri yang disebut mengisi amplop cap jempol senilai 400 ribu untuk kepentingan ‘serangan fajar’ itu.
“Semoga KPK RI segera ungkap nama Dirut BUMN dan Menteri yang disebut mengisi amplop 400 ribu untuk serangan fajar,” ucapnya.
Semoga @KPK_RI segera ungkap nama Dirut BUMN dan Menteri yg disebut mengisi amplop 400 ribu utk serangan fajar.
Namanya sih saya sdh tahu— Muhammad Said Didu (@saididu) April 11, 2019
Namun demikian, kasus suap terkait serangan fajar ini menjadi tantangan tersendiri bagi lembaga anti rasuah. Terutama terkait manuver dan pengakuan Bowo Pangarso yang mengejutkan banyak pihak.
Bagi Arief Poyuono, pejabat berinisial NW patut diperiksa terlebih dahulu sebelum kemudian menelusurinya kepada sosok menteri yang disebut Bowo.
“Yang penting KPK sekarang harus periksa NW dulu secepatnya supaya barang ini enggak amblas ke dalam peti es,” kata Waketum Partai Gerindra ini, Jakarta (12/4).
Bagaimana pun, kata Arief, Bowo Sidik Pangarso sebenarnya hanyalah orang suruhan belaka.
“Dari awal saya udah katakan kalau mas Bowo Pangarso itu orang baik dan bersih. Dia hanyalah suruhan seorang menteri untuk kumpulkan amplop putih cap jempol (serangan fajar -red),” kata Poyuono.
(eda)
Editor: Eriec Dieda