NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Beberapa waktu lalu, beberapa negara peserta East Asia Summit (EAS) menggelar pertemuan di Bali. Dalam pertemuan mereka tengah mengodok langkah-langkah strategis dalam memerangi sampah di laut.
EAS merupakan suatu mekanisme ASEAN-led yang terbentuk sejak tahun 2005 lalu. Saat ini negara peserta EAS terdiri dari 10 negara anggota ASEAN serta delapan negara Mitra Wicara ASEAN yaitu AS, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, RRT, Rusia dan Selandia Baru.
Berdasarkan dari hasil EAS Conference on Combating Marine Plastic Debris sejak tanggal 6-7 September 2017 lalu dijelaskan bahwa persoalan sampah di laut merupakan hal krusial yang harus segera diatasi. Termasuk juga mengenai kebijakan pengelolaan solid waste khususnya dari bahan plastik.
Setiap tahunnya, sampah plastik yang dibuang ke laut jumlahnya mencapai 8 juta ton. Dan sampah-sampah itu terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Dampak negatif yang ditimbulkan tidak hanya terjadi keanekaragamayan hayati dan ekosistem laut, melainkan juga sektor pariwisata dan navigasi kapal laut.
Indonesia, dengan wilayah laut yang besar, memiliki strategi nasional dalam upaya mengurangi sampah di laut dengan target pengurangan sampah di lautan sebesar 70% pada tahun 2025. Saat ini Indonesia tengah menyiapkan Rencana Aksi Nasional sebagai dasar pelaksanaan konkret penanggulangan sampah di laut.
Sebagai langkah lebih lanjut, negara peserta EAS sepakat untuk mengidentifikasi sejumlah butir kerjasama yang tertuang dalam Elements of Cooperation on Combating Marine Plastic Debris.
Pewarta/Editor: Romandhon