NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Serikat Pekerja Garuda Indonesia (Sekarga) dan Asosiasi Pilot Garuda (APG) gerah dengan jumlah direksi Garuda Indonesia yang terlalu banyak.
Ketua Umum Sekarga Ahmad Irfan mengatakan keberadaan sembilan direksi Garuda Indonesia itu tak lebih hanyalah pemborosan semata.
“Direksi yang sembilan ini sangat boros. Ada beberapa direksi yang tumpang tindih,” ujar Irfan di kawasan Cikini, Selasa (23/1/2018).
Irfan pun mendesak Menteri BUMN segera merestrukturisasi jumlah direksi yang buncit tersebut.
Diketahui Garuda Indonesia memiliki sembilan direksi di antaranya Direktur Utama, Direktur Keuangan, Direktur Operasi, Direktur Tekhnik, Direktur Marketing, Direktur Personalisa, Direktur Produksi, Direktur Kargo dan Direktur Service.
- Kata Menteri Rini: Garuda Indonesia Masih Biang Kerugian BUMN
- Harga Saham Garuda Maintenance Facility AeroAsia Semenjak IPO Terus Melorot
Irfan mendesak, perusahaan juga harus lebih efisien. Salah satu upaya yang mendesak dilakukan, kata dia, memangkas Direktur Produksi, Direktur Kargo dan Direktur Service.
“Sekarang pendapatan kargo kita tidak terlalu baik setelah ada direksi penambahan tidak signifikan. Kemudian, ada penambahan Direktur Produksi. Padahal, ada Direktur Operasi dan Direktur Tekhnik sehingga tumpang tindih. Satu lagi, Direktur Service,” ungkapnya.
Persoalan ini, kata Irfan sudah disampaikan kepada Menteri BUMN. Namun, Rini Soemarno, akunya, sampai saat ini tidak memberikan tanggapan apapun dan cenderung bungkam.
“Garuda sudah rugi nambah direksi. Ini yang menurut kami sangat kurang tepat. Penambahan direksi tersebut tidak sejalan dengan komitmen perusahaan dalam melakukan efisiensi, dan penambahan direksi juga tidak diikuti dengan peningkatan kinerja jika dibandingkan dengan sebelumnya,” terang Irfan.
Sebelumnya, pada Jumat 22 Desember 2017 lalu Rini Soemarno mengatakan Garuda Indonesia adalah BUMN yang masih memegang catatan kerugian terbesar selain Krakatau Steel. (red)
Editor: Redaktur