Lintas Nusa

Sedekah Oksigen, Ilmu Haal Pemuda NU

sedekah oksigen, ilmu haal, pemuda nu, way kanan, nusantaranews
Kiai Imam Murtadlo Sayuthi. (Foto: Nur Ahmad)

NUSANTARANEWS.CO, Way Kanan – Pengasuh Pesantren Assidiqiyah 11, Gunung Labuhan, Way Kanan, Lampung, Kiai Imam Murtadlo Sayuthi menyatakan, Sedekah Oksigen merupakan ilmu haal (ilmu tingkah) yang dilakukan pemuda Nahdlatul Ulama (NU) di daerah itu yang dianjurkan dan diajarkan para ulama.

“Sedekah Oksigen merupakan upaya nyata menanamkan jiwa sosial bagi santri dan tentu saja dampaknya positif dan bisa dirasakan manfaatnya. Yang kami rasakan seperti itu,” ujar pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur itu, di Labuhan Jaya, Waykanan pekan ini.

Pada 2016, pemuda NU di daerah itu menginisiasi Sedekah Oksigen. Gerakan menanam 1.000 pohon produktif di sejumlah pesantren yang ada di Way Kanan,Lampung, yang dihasilkan dari donatur, Rp50 ribu per batang pohon.

Hingga 2019, tanaman tersebut (mangga thailand-nangkacempedak/nangkadak) sudah dua kali panen, membuat tempat yang semula gersang menjadi teduh sebagaimana harapan awal gerakan, menjadi salah satu upaya menghambat pemanasan global, meningkatkan air tanah, meneduhkan lingkungan hingga menciptakan kemandirian pesantren dan para santri.

Baca Juga:  Raih 19.627 Suara, Nia Kurnia Fauzi Siap Jaga Amanah Rakyat

“Kurang lebih dua tahun sudah panen. Mangganya bahkan mengalami panen raya, Alhamdulilah panennya bagus sekali. Untuk nangkanya sudah tiga kali panen, walau ada beberapa yang terkena penyakit, tapi bisa diatasi anak-anak karena bimbingan Ansor dulu, dan sudah semi kembali. Subhanallah, dampak gerakan tersebut luar biasa sekali,” kata dia.

Buah mangga dimaksud, lanjut Kiai Imam, sangat ranum sekali,tidak hanya dinikmati santri. Namun juga bisa dibagikan kepada tamu yang datang.

“Islam sangat menganjurkan menabur kebaikan. Diantaranya menanam pohon. Para kiai sangat memberi contoh dalam menanam pohon. Di daerah saya (Banyuwangi-red), kiai-kiai menanam pohon yang bisa digunakan untuk pembangunan,” ujarnya menjelaskan.

Para santri juga tidak boleh merusak tanaman. Para kiai,lanjut Kiai Imam, tidak hanya menganjurkan, tapi juga memberi contoh dengan ilmu haal, menanam di depan santri.

Di kalangan pesantren, ilmu haal merupakan satu landasan penting untuk meraih kemuliaan ahklak mulia bagi setiap individu yang didapatkan dari guru.

Baca Juga:  Rawan Timbulkan Bencana di Jawa Timur, Inilah Yang Dilakukan Jika Musim La Nina

“Begini lho caranya menanam. Jadi tidak dengan kata-kata tapi praktik sehingga dicontoh para santri,” kata Kiai Imam.

Pelaksana Tugas Kepala Satuan Khusus Banser Husada (Basada)Lampung Gatot Arifianto menambahkan, gerakan tersebut akan berlanjut dengan adanya sejumlah evaluasi.

Pertama, pohon produktif masih mengenal musim (berjangka waktu panjang untuk panen), kedua belum terintregasi dengan kemandirian ekonomi yang lain, budidaya lebah untuk menghasilkan madu yang memiliki beragam khasiat bagi kesehatan dan kecantikan.

“Ketiga, saya pribadi selalu membayangkan membeli bibit pohon dari kader Ansor atau Banser.Karena dulu belum terwujud, maka kedepan akan kami wujudkan. Setelah merampungkan satu gerakan ekonomi budidaya lebah. Satu gerakan ekonomi lagi ialah usaha pembibitan pohon. Insya Allah selangkah lagi segera bisa diwujudkan,” ujar Ketua PC GP Ansor Way Kanan masa khidmat 2014-2018 itu lagi.

Gatot juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang berpartisipasi dalam Sedekah Oksigen yang disalurkan ke Pesantren Assiddiqiyah 11, di Kampung Labuhan Jaya, Kecamatan Gunung Labuhan asuhan Kiai Imam Sayuthi Murtadlo.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Untuk Perolehan Suara Calon Anggota DPR RI

Lalu PesantrenAl-Falakhuss’dah asuhan Kiai Zainal Ma’arif di Kampung Tanjung Kecamatan PakuanRatu. Selanjutnya Pesantren Hidayatus Salafiyah, di Kampung Karya Agung,Kecamatan Negeri Agung asuhan Gus Yunus dan Pesantren Darul Ulum, Kampung Gisting Jaya, Kecamatan Negara Batin asuhan Ustadz Bayuni.

Pewarta: Nur Ahmad

Related Posts

1 of 3,051