Berita UtamaLintas NusaPeristiwaTerbaru

Rawan Timbulkan Bencana di Jawa Timur, Inilah Yang Dilakukan Jika Musim La Nina

Rawan Timbulkan Bencana di Jawa Timur, Inilah Yang Dilakukan Jika Musim La Nina

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Fenomena El Nino yang akan segera berakhir dan berganti dengan La Nina akan segera terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya di Jawa Timur.

Menurut anggota komisi D DPRD Jawa Timue Satib mengatakan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya. Namun demikian dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia.

“Peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina berpotensi menjadi pemicu terjadinya bencana hidro-meteorologis seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, hujan es hingga badai es,” jelas politisi Gerindra ini, Jumat  (22/3/2024).

Untuk itu, pria asal Jember ini mengatakan dirinya minta agar masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan diharapkan terus mengantisipasi daripada dampak buruk yang ditimbulkan. “Daerah-daerah yang menjadi langganan dampak ekstrem bencana harus diantisipasi sedini mungkin jangan sampai ada korban jiwa yang banyak,” jelasnya.

Baca Juga:  Kumpulkan Kader Potensial, Demokrat Tancap Gas Bahas Persiapan Pilkada Serentak di Jawa Timur

Satib lalu mengambil contoh di kabupaten Jember yang bisa dikata daerah yang selalu menjadi langganan bencana. “Saya mengingatkan masyarakat Jember khususnya di sekitaran perairan adanya bencana misalnya angin robb dan lainnya,” terangnya.

Ditambahkan olehnya, ada beberapa cara yang perlu dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi adanya La Nina diantaranya menanam vegetasi,membersihkan saluran air,membenahi tanggul sungai,menguatkan lereng,optimalisasi penguatan drainase, menyiapkan barang penting untuk evakuasi khususnya jika tinggal di lereng tebing atau sepanjang aliran sungai.

“Evakuasi dapat dilakukan jika turun hujan lebih dari 1 jam dan objek pada jarak pandang 30 meter sudah tidak terlihat,” tandasnya.

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena La Nina yang telah berlangsung selama empat tahun terakhir kini akan kembali menguat dan menyapa Indonesia pada Juli 2024.

Kondisi ini bisa berdampak pada peningkatan hujan di sebagian wilayah Indonesia dan musim kemarau lebih mundur dari perkiraan sebelumnya.

Menurut BMKG, La Nina akan memicu kondisi lebih basah dibandingkan kondisi normal, sehingga meningkatkan risiko hujan ekstrem yang merugikan lahan pertanian serta memicu potensi berkembangnya hama dan penyakit tanaman. Hal itu ditandai dengan indeks ENSO (El Nino Southern Oscillation) setidaknya -0,5 derajat celcius dari rata-rata selama setidaknya tiga bulan berturut-turut.(setya).

Related Posts

1 of 43