Puisi M. Ramli Sa’ed
SEBUAH USAHA MELUPAKAN
Di dalam sebuah usaha melupakan jika kamu masih menggunakan berbagai cara, maka besar kemungkinan yang kamu dapatkan hanyalah keberhasilan dalam mengaplikasikan cara itu saja, tapi tidak dengan apa yang kamu ingin lupakan. Tidak sedikit orang disekitar kita yang bersusah payah untuk melupakan seseorang yang mereka cintai. Ada yang sampai pindah sekolah, keluar dari perkejaannya, sebab ingin melupakan seseorang. Ada juga yang sampai memutus tali silaturrahim, sampai tak saling tegur sapa lagi. Padahal cara-cara seperti itu akan membuat semakin sulit untuk bisa melupakan. Tak cukup disitu, bahkan terkadang mereka sampai rela kehilangan berbagai kepentingannya, yang mungkin berharga dalam hidupannya kelak, hanya demi menyibukkan diri sepenuhnya untuk sebuah usaha melupakan. Perlu kamu pahami, jika metode seperti itu yang kamu lakukan. Itu sebenarnya malah terjadi sebaliknya dalam alam bawah sadarmu. Berusaha melupakan sebenarnya setara dengan memaksa mengingat apa yang sebenarnya mulai terlupakan, atau lebih tepatnya menahan sesuatu untuk tidak terlupakan. Juga yang perlu kamu tahu; Sesuatu yang tidak natural pada akhirnya akan tetap kembali pada wujud aslinya. Begitupun dengan rasa. Jika kita yang memaksanya pergi, maka sewaktu-waktu rasa itu akan hadir kembali dengan rasa yang sama. Hal yang perlu kamu lakukan saat ingin melupakan, sebenarnya cukup dengan menyadari, bahwasanya rasa yang kamu miliki sudah tak pantas lagi untuk dipertahankan.
Jangan lagi menadah hujan ditengah-tengah kemarau. Sebab, itu hanya akan membuang-buang waktumu saja. Lepas saja semua mimpi-mimpi yang pernah menjadi impian bersamanya. Dan kamu harus tetap diposisi yang sama. Jangan pernah berusaha untuk melupakan. Ikuti saja permainan waktu, karena dengan bergulirnya waktu, semua pasti akan basi. Bukankah kita sangat mengimani bahwa di dunia ini tak ada yang abadi. Jangan terpengaruh pada rasa yang ada, entah itu luka atau apa sejenisnya. Anggap saja semua baik-baik saja, dan selalu begitu. Dan mulailah lakukan apa yang seharunya kamu lakukan, hal yang mungkin mejadi kewajibanmu saat ini. Jika kamu seorang pelajar, biasakan waktu kosongmu untuk belajar. Tetap biasakan semua seperti baik-baik saja. Karena, kebiasan akan membuatmu bisa tanpa sengaja.
Tangerang, 19 juni 2018
AKU USAHAKAN SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA
Kamu boleh benci padaku sebab aku yang masih mencitaimu pada keadaan yang seharusnya aku telah melupakanmu. Aku adalah orang yang tidak bisa menyakiti diri sendiri. Apalagi perihal rasa. Aku tidak akan pernah berusaha melupakan hal itu, namun mengingatmu, itu mungkin juga sesuatu yang harus aku hindari, walau pun sebenarnya tak dapat aku ingkari. Tak perlu ada yang harus kamu khawatirkan dari rasa ini. Sebab, sedikit pun aku tak pernah mengharapmu untuk kembali.
Sederhana saja caraku untuk membuat semua baik-baik saja. Aku hanya ingin menikmati apa yang aku rasa saat ini. Menurutku, menulis tentangmu adalah kebahagiaan dan kedamaian yang tak pernah aku dapatkan dari tempat lain. Lantas mengapa aku harus menyudahi kebiasaan ini, kebiasaan yang membuat hidupku selalu bermakna. Bukankah setiap orang rela bersusah payah, memeras keringat hanya demi mendapatkan itu? Bukankah setiap orang rela mengorbankan apapun atas nama kebahagiaan?
Aku tidak marah sebab kamu yang membenciku. Aku hanya tak ingin kamu ikut campur perihal hidupku saat ini. Sebab, kamu sudah tidak ada lagi disitu, yang ada hanya aku dan kisahku. Rasa yang ada akan aku jaga sepenuh hati, agar semua tetap baik-baik saja. Jika membenci adalah caramu memenuhi hasratmu. Menulis pun juga caraku untuk merayakan suka mau pun dukaku. Kamu berhak membenciku, sebab aku yang tak bisa menuruti ke inginanmu. Begitu juga denganku, aku berhak menulis semua kisah perjalanan hidupku. Biarlah aku bahagia, meski dengan cara sesederhana ini, bukan dengan memelukmu. Dan biarlah kebiasaan ini sendiri yang menumbuhkan bosan pada rasa yang tak tersudahi. Tanpa ada paksa.
Tangerang, 20 Juni 2018
M Ramli Sa’ed adalah nama pena dari Moh. Romli, lahir di Bicabi Dungkek Sumenep Madura 12 Januari 1995, bergiat di Sastra Gubuk Reot Dungkek Pesisir Sumenep. Ia seorang remaja yang ingin mengelilingi dunia dengan Sastra. Dan saat ini ia sedang menebus Takdirnya di Jakarta. Kumpulan Puisi Terbarunya: MISTERI CINTA PERTAMA (2018). Karya-karyanya dimuat di sejumlah media cetak/daring diantaranya: Haluan, Medan Bisnis, Riau Realita, NusantaraNews.co, Go Cakrawala, Buana Kata, Satelit Post, Radar Banyuwangi, Linifiksi, Padang Ekspres, Malang Post dan Kabar Madura. Karyanya juga pernah dibukukan bersama di FAM INDONESIA.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]