InspirasiPeristiwa

Sarbumusi NU: Lestarikan Budaya Wayang, Topang Gerakan Revolusi Mental

NUSANTARANEWS.CO – Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Nahdlatul Ulama (DPP K Sarbumusi NU) Syaiful Bahri Anshori menyatakan bahwa wayang atau pewayangan merupakan tradisi yang harus dijaga dan dilestarikan. Wayang juga berfungsi sebagai penopang revolusi mental yang diusung Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

“Dalam pewayangan, banyak hal bisa kita pelajari dari penokohan wayang yang membawa nilai-nilai moral untuk menjadi contoh bagi masyarakat, generasi muda dan kita. Disamping itu tradisi khas dari Indonesia,” ujar Syaiful saat memberi sambutan dalam acara “Wayangan Revolusi Mental” bertema “Kita Berubah Untuk Indonesia”, di alun-alun Ambulu, Jember, Jawa Timur, Jumat (7/10) malam lalu.

Menurut Syaiful Wayang merupakan warisan tradisi lokal Indonesia yang harus tetap dijaga dan lestarikan. Bahkan, kata dia, Wali Songo pada masanya menjadikan wayang sebagai media dakwah dengan membawa nilai Islam Rahmatan Lil’Alamiin.

“Jangan sampai wayang nantinya diklaim milik negara lain,” kata Ketua Umum PB PMII masa khidmat 1997-2000 itu.

Baca Juga:  Peduli Bencana, PJ Bupati Pamekasan Beri Bantuan Makanan kepada Korban Banjir

Syaiful mengingaktan, jika generasi muda tidak ikut serta melestarikan budaya wayang, warisan tradisi budaya bangsa Indonesia tersebut akan hilang. Disamping itu, lanjutnya, generasi muda mestinya mempelajari penokohan wayang yang memiliki nilai-nilai moral tinggi salah satu hal penting dalam berbangsa.

“Saya khawatir jika budaya lokal tradisi Indonesia tidak diwariskan kepada generasi muda justru akan terjadi degradasi kebudayaan,” paparnya.

Oleh sebab itu, lanjut Syaiful, menjadi penting dalam berbangsa dan bernegara untuk mengembangkan nilai nilai wayang dan mengusahakan warisan tradisi tersebut tetap lestari. “Atas acara yang digelar Pemerintah Kabupaten Jember, Kementerian Kominfo RI dan DPC Sarbumusi Jember ini, diharapkan pemerintah tetap memberikan prioritas tinggi,” ujar Syaiful.

Gelaran pewayangan tersebut, Ki Eddy Siswanto atau yang dikenal dengan “Dalang Sabet Alap-Alap” membawakan lakon Pemimpin Wicaksono (bijaksana). Lakon tersebut selaras dengan kehendak revolusi mental. Para pemimpin dan aparat negara akan jadi pelopor untuk menggerakkan revolusi mental, dimulai dari masing-masing Kementerian/Lembaga (K/L).

Baca Juga:  Pesawat Yang Hlang Kontak di Nunukan Berhasil Ditemukan. Pilot Selamat dan Mekanik Meninggal

“Sebagai pelopor gerakan revolusi mental, pemerintah lewat K/L harus melakukan tiga hal utama yaitu; bersinergi, membangun manajemen isu, dan terakhir penguatan kapasitas aparat negara,” tandasnya.

Hadir dalam pagelaran malam itu, pejabat Pemerintah Kabupaten Jember bersama jajaran, PC NU Jember, DPC Sarbumusi Jember, Kominfo RI, para tokoh masyarakat setempat, dan 500-an hadirin lainnya. (Sule/Red-02)

Related Posts

1 of 14