NUSANTARANEWS.CO – Tewasnya gembong teroris Santoso diharapkan kelompok sipil bersenjata dan radikal di Indonesia berakhir. Namun, paling tidak moment tewasnya Santoso ini memberi jeda atau mengundur rencana aksi teror di Indonesia.
Setelah Santoso mati, sebagai pemimpim Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memiliki anggota cukup banyak dan menjadi menjadi incaran aparat keamanan RI selama ini, melahirkan harapan besar dari banyak kalangan supaya aksi-aksi radikal bersenjeata benar-benar terbasmi di Indonesia. Namun demikian, menurut laporan yang dirangkum nusantaranews.co masih banyak anggota Santoso yang berkeliaran bebas di Poso yang harus segera ditangani baik oleh Polri bersama BNPT maupun TNI.
(Baca: Kelompok Santoso Belum Habis)
Anggota Komisi III Aboe Bakar Al Habsyi berharab besar aksi-aksi radikalisme dan terorisme di Indonesia segara berakhir. “Kalau bisa selesai lah masalah teroris di Indonesia,” harapnya di gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/7) kepada nusantaranews.
Aboe Bakar menilai sosok Santoso hanya salah satu figur teroris dari banyak figur lainnya yang dimungkinkan bisa lebih berbahaya dari pada Santoso.
(Baca juga: Pemberantasan Terorisme Dilarang Saling Klaim)
“Jadi (terbunuhnya Santoso) bukan berarti menuntaskan, bisa jadi masih ada kelanjutan-kelanjutan lagi dari kawan-kawan Santoso di Poso sana,” katanya.
Ditambahkan Aboe, pasca matinya Santoso, tugas berat penanganan terorisme kini ada dipundak Kepala BNPT Alius Suhardi dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. “Kalau saja Santoso mau menghadap bersama timnya, pasti akan (diadili) di pengadilan. Tapi karena terus dikejar dan dia bersenjata itu konsekuensi memang,” katanya. (Achmad/Red-2)
(Lihat selengkapnya: Tewasnya Santoso Hadiah dari TNI untuk Kapolri Baru)
