HukumLintas Nusa

Senjata Santoso ‘Diimpor’ Dari Negara Tetangga

Senjata Kelompok Teroris Santoso Dipasok dari Malaysia dan Filipina/Foto Nusantaranews
Senjata Kelompok Teroris Santoso Dipasok dari Malaysia dan Filipina/Foto Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Tertembaknya gembong Teroris Santoso hingga mati terus menjadi pembicaraan serius di tanah air. Mulai dari petinggi negara, pengamat terorisme, aktivis sosial, LSM hingga masyarakat biasa ramai membicarakan kematian Santoso.

Dari pembicaraan tersebut, lahir penilaian beragama. Sebagian menyatakan bahwa tewasnya Santoso akan melahirkan serangan lanjutan dari anak buah atau kawan-kawan Santoso yang masih bebas. Sementara sebagaian yang lain menilai, sejak Santoso mati, kekuatan kolompok sipil bersenjata kian melemah.

Oleh sebab itu, aparat keamanan mengeluarkan instruksi kepada anak buah atak kawan-kawan Santoso untuk menyerahkan diri. Apabila mereka tidak menyerahkan diri, maka perlakuan yang sama sebagaimana yang terjadi dengan Santoso akan juga mereka alami.

Lebih dari semua itu, yang menjadi perbinjangan serius hari ini adalah soal senjata yang digunakan Santoso serta angota dan kawanannya. Pertanyaan sederhana, dari mana mereka mendapat senjata yang mereka gunakan. Untuk itu, Anggota Komisi I DPR yang membidangi masalah keamanan, Zaenudin Amali meyakini senjata M16 yang digunakan Santoso dan antek-anteknya merupakan barang selundupan dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia dan Filipina.

Baca Juga:  Jadi Pembicara Tunggal Prof Abdullah Sanny: Aceh Sudah Saatnya Harus Lebih Maju

“Pasti ada (selundupan), biasanya dari daerah-daerah konflik,” ujarnya, di Jakarta, Jumat (22/7).

Senjata-senjata selundupan itu tak hanya terdistribusikan ke Poso saja, tapi juga daerah lain, seperi Ambon dan daerah lainnya. Menurut Zaenudin, jika senjata tersebut merupakan senjata organik atau sejenis senjata yang dipakai oleh satuan militer, seperti kepolisian di negara tertentu, maka senjata Santoso tersebut bisa dipastikan hasil rampasan.

“Memang kita harus memperkuat pengawasan di laut kita, cuma kan fasilitas sangat minim. Kita dorong terus, Bakamla, ya kapal cepat, ya pendeteksi, segala macam, AL,” pesan politikus Golkar itu. (Achmad/Red-02)

Related Posts

1 of 4