Budaya / SeniPuisi

Puisi Nurhaifah Samaae (Thailand)

Perempuan dalam Gerimis (Ilustrasi). Foto: Dok. Southern By Design
Perempuan dalam Gerimis (Ilustrasi). Foto: Dok. Southern By Design

PERLUKAH

 

Rasa telah menghanyutkan jiwa

Terhembus entah kusadari

Perlukah aku melupakan pada diri

Yang selalu inging bersama rindu

 

Andai kau mengerti relung yang sempit

Mengapa ia terlanjut

Hingga kaku jiwa ini tak teruji

Dari keraguan yang

Melayang-layang tak terakhiri

Menyemu benak

 

Purwokerto, 11 September 2018

 

SAHABAT

 

Di taman seribu bunga

Indah dan berbeda harumnya

 

Terlihat kupu-kupu terbang menghinggapi

Menghisap sari-sari manis di tepi

 

Di sini tersimpan banyak memori

Bunga-bunga tegak lurus manjadi saksi

 

Mereka bersama-sama melambaikan tangan

Dan semerbak sepanjang mentari

 

Tetesan air terus menerus membasahi

Seakan tak pernah memisahkan di hati

 

Purwokerto, 22 September 2018

 

MERPATI

 

Hidupku seperti

Seekor merpati kepak sayap

Terbang dihembus nafas alam

Tak mau merebahkan

Sebelum sayapnya patah

 

Aku akan terus melaju ke depan

Dengan sepotong kenangan dan impian

Untuk memberi salam kepada bintang

Baca Juga:  Pencak Silat Budaya Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024

Bahwa aku ada cita-cita dan cinta

 

Purwokerto, 16 Oktober 2018

 

HARAPANKU

 

Pagi ini langit gembira

Berhiaskan awan putih, saat

Matahari mulai bersinar

 

Lalu, di saatku merindukanmu

Dirimu menjelma sebagai nafasku

Untuk dicintai dan mengasihi lagi

 

Akanku yakin

Kaulah cinta sejati itu

Kaulah embun pagi yang pernahku temui

Di sepanjang umurku

 

Purwokerto, 18 Oktober 2018

 

SUARA HATI

 

Saatku melihat daun berubah warna

Mengikuti perasaanku

Dan aku yakin itu adalah warna cinta dari hati

 

Tetaplah setia pada satu janji

Janji kebersamaan di hujung nadi

Memang jarak ini begitu jauh

Namun, rindu semakin berlabuh

 

Purwokerto, 2 Desember 2018

 

RAHASIA RERINTIK

 

Langitku menjadi hitam

Pagi siang bagaikan malam saja

Mungkin langit masih berduka

Hingga tertutup cahaya berganti kelam

 

Langit seakan ingin menangis

Menggugurkan bungaku pada tangkai

Lalu dirahasiakan rintik-rintikan air

Pada pohon yang sebelumnya mekar

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

 

Janganlah kau bersedih

sesungguhnya ia telah dijanjikanmu

Bahawa masih ada harapan

Di sela bunga yang berduri tajam

 

Purwokerto, 4 Desember 2018

 

 

KUPU YANG BERDEBU

 

Kupu-kupu

Terbang kesana-kemari

Hingga tertelan bunga menyerah suci

Berdebu wajah hilang sepi

 

Kupu-kupu

Pintar berbicara merendah diri

Menyerah bunga dalam sunyi

Konon cinta suci murni

Harta dan rupa tolak ke tepi

 

kupu-kupu

Kau terlalu indah untuk di pandang

Terbang bebas mencari madumu

Tetapi kau begitu manja menjelma di jemariku

yang tiada nafsu membawa ke surga

 

Purwokerto, 8 Desember 2018

*Nurhaifah Samaae, Lahir 12 Agustus 1995, di Taga, 70 M.1, Thankhiri, Sabayoi, Songkhla (Selatan Thailand). SD di Ban Susoh School, SMP & SMA di Azizstan Foundation School, kemudian transfer dari Jamiah Islam Syeikh Daud Al-Fathani (JISDA) untuk melanjutkan kuliah S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto Indonesia. Fakultas Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI).

Baca Juga:  LANAL Nunukan Berhasil Lepaskan Jaring Yang Melilit KM Kandhega Nusantara 6

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,195