Politik

Politik Togog, Rocky: Semua Masuk Perut, Walau Mulut Harus Dower

Stop Menyoal 'Nalar Fiksi' Rocky Gerung
Politik Togog, Rocky: Semua Masuk Perut, Walau Mulut Harus Dower. (Foto Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pengamat politik Rocky Gerung kembali melempar twit yang mengundang banyak reaksi netizen. Dalam twittnya kali ini Rocky menyinggung masalah politik Togog.

Menurut Rocky Gerung gaya politik Togog ialah semua harus masuk perut. Walau mulut sampai dower atau bibirnya menonjol ke depan.

“Politik Togog: Semua harus masuk perut, walau mulut harus dower,” tulis Rocky Gerung di akun twitternya @rockygerung, Rabu (24/7).

Tak butuh waktu lama twittan RG sapaan Rocky Gerung ini mendapat banyak respon warganet. Tak sedikit warganet yang mengamini kicauan Rocky, namun tak sedikit pula yang justru mencibir balik pria yang mengajar filsafat tersebut.

Salah satunya dari pemilik akun @Aguspur64888516. Ia menulis komentar, “Togog itu mirip roki gerung. Mencoba mengunyah & menelan apa saja persoalan, sampai mulutnya sobek karena salah mengunyah. Bahkan bukan cuma mulutnya yg sobek, akal sehatnya pun ikut robek,” tulisnya.

Sementara netizen merespon positif twittan Rocky menilai Togog adalah representasi dari tokoh yang memiliki ambisi atau besar namun tidak menyadari akan kapasitas dirinya sendiri.

Baca Juga:  Gelar Rakorwil, NasDem Bidik Menang Tebal Khofifah-Emil di Pilgub Jatim

“Napsu nelan gunung, apadaya mulutnya sempit. Terpaksa bibir didowerkan, otaknya dikecilin. Itulah bani Togog,” tulis pemilik akun @_decepticon007.

Dilansir dari Wikipedia, pada zaman kadewatan diceritakan Sanghyang Wenang mengadakan sayembara untuk memilih penguasa kahyangan dari keempat anaknya yang lahir dari sebutir telur. Lapisan-lapisan telur yakni kulit paling luar diberi nama Batara Antaga (Togog), kulit selaput diberi nama Batara Sarawita (Bilung), putih telur diberi nama Batara Ismaya (Semar) dan kuning telur diberi nama Batara Manikmaya (Batara Guru).

Baca Juga: Imajinasi Rocky Gerung: Neraka itu Tambang Batubara

Untuk itu sayembara diadakan dengan cara barang siapa dari keempat anaknya tersebut dapat menelan bulat-bulat dan memuntahkan kembali Gunung Jamurdipa maka dialah yang akan terpilih menjadi penguasa Kahyangan.

Pada giliran pertama Batara Antaga (Togog) mencoba untuk melakukannya, tetapi yang terjadi malah mulutnya robek dan jadi dower karena Togog memaksakan dirinya untuk menelan, padahal mulutnya tidak muat.

Baca Juga:  Ngayomi, Direksi dan Karyawan Sekar Laut Kompak Dukung Cagub Khofifah

Giliran kedua Batara Sarawita salah menelan gunung yang sedang aktif dan mendadak meletus sebelum dia menelannya membuat seluruh tubuhnya rusak dan bopeng-bopeng. Giliran berikutnya adalah Batara Ismaya (Semar) yang melakukannya, Gunung Jamurdipa dapat ditelan bulat-bulat tetapi tidak dapat dikeluarkan lagi karena Semar tidak bisa mengunyah akibat giginya taring semua, dan jadilah Semar berperut buncit karena ada gunung di dalamnya seperti dapat kita lihat pada karakter Semar dalam wayang kulit.

Karena sarana sayembara sudah musnah ditelan Semar maka yang berhak memenangkan sayembara dan diangkat menjadi penguasa kadewatan adalah Sang Hyang Manikmaya atau Batara Guru, anak bungsu dari Sang Hyang Wenang.

Adapun Batara Antaga (Togog), Batara Sarawita (Bilung) dan Batara Ismaya (Semar) akhirnya diutus turun ke marcapada (dunia manusia) untuk menjadi penasihat, dan pamong pembisik makna sejati kehidupan dan kebajikan pada manusia, yang pada akhirnya Semar dipilih sebagai pamong untuk para satria berwatak baik (Pandawa) dan Togog dan Bilung diutus sebagai pamong untuk para satria dengan watak buruk.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Apresiasi Peresmian 2 PLBN Oleh Presiden Jokowi

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,050