Mancanegara

PM Thailand Menolak Mundur, Aksi Unjuk Rasa Terus Berlanjut

PM Thailand menolak mundur, aksi unjuk rasa terus berlanjut.
PM Thailand menolak mundur, aksi unjuk rasa terus berlanjut. Para pengunjuk rasa berkumpul di Bangkok setelah PM menolak seruan massa untuk mengundurkan diri/Foto: fr24news.com

NUSANTARANEWS.CO, Bangkok – PM Thailand menolak mundur, aksi unjuk rasa terus berlanjut. Ribuan pengunjuk rasa berkumpul di distrik perbelanjaan pusat Bangkok hari Minggu (25/10) setelah perdana menteri mengabaikan “tenggat waktu” dari gerakan untuk mengundurkan diri.

Perempatan Ratchprsong Bangkok dipenuhi oleh kerumunan massa sebagai salah satu lokasi yang dijanjikan se bagai pusat berunjuk rasa sebagai respon penolakan pengunduran diri PM Thailand Prayuth Chan-o-Cha. Ribuan orang telah berkumpul memenuhi lokasi tersibuk di Bangkok.

Banyak juga orang-orang yang menonton dari skywalk menyaksikan para pengunjuk rasa sedang membangun barisan di sepanjang Jalan Ratchdamri, di depan Central World. Spanduk besar tuntutan pengunduran diri perdana menteri Thailand dan seruan tindakan lainnya terlihat di bawa oleh pengunjuk rasa. Ribuan demonstran membubuhkan tanda tangan di atas kanvas spanduk sebagai pesan kepada pemerintah.

Baca Juga:  Penghasut Perang Jerman Menuntut Senjata Nuklir

Pesan di salah satu spanduk berbunyi “Kami adalah rakyat”, “Setiap orang adalah pemimpin”, “Thailand adalah untuk rakyat”, “Polisi harus melindungi rakyat”.

Seperti diberitakan, pada minggu lalu, aksi unjuk rasa yang dipimpin para mahasiswa menuntut Perdana Menteri Prayuth Chan-o-Cha, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 2014, mengundurkan diri pada Sabtu malam.

Protes baru datang menjelang sesi parlemen khusus Senin, yang bertujuan meredakan ketegangan politik di tengah protes yang sedang berlangsung.

Parlemen akan mengadakan sesi khusus setelah pengunjuk rasa menyerukan pencopotan perdana menteri, konstitusi baru dan reformasi monarki

Prayuth menggambarkan sesi khusus itu sebagai langkah untuk menemukan “jalan tengah.

Selain perubahan konstitusi, para demonstran berupaya mengurangi pengaruh monarki Thailand.

Lembaga ini mempertahankan status seperti dewa di antara elit Thailand, dan dilindungi oleh undang-undang “lese majeste” yang ketat yang memungkinkan pemenjaraan siapa pun yang dihukum karena menghina monarki.

Sementara keadaan darurat yang melarang berkumpulnya orang lebih dari 5 orang, telah dicabut pada hari Kamis pagi setelah berjalan selama seminggu. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,049