NUSANTARANEWS.CO, Sanaa – Perang Yaman: Pertempuran heroik pasukan Houthi di Bendungan Marib yang bersejarah. Pada hari Selasa, pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi melaporkan berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak milik Houthi yang melakukan serangan balasan di wilayah selatan Arab Saudi. Jenderal Turki Al-Maliki mengkonfirmasi bahwa pasukan koalisi berhasil menembak jatuh drone milik pejuang Yaman tersebut.
Sebelumnya, pada hari Senin, tentara Yaman dan para pejuang anti imperialis berhasil menghancurkan pesawat tempur tak berawak CH-4 buatan Cina milik pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi di atas langit provinsi Hudaydah.
Media gerakan Houthi mengumumkan bahwa pasukan pertahanan udara Yaman dan sekutunya telah menembak jatuh drone tempur di atas distrik Hays pada Senin malam. Drone tempur CH-4 buatan Cina tersebut memiliki jangkauan 3.500 hingga 5.000 kilometer dan daya tahan 30 hingga 40 jam – serta dapat membawa enam rudal dan muatan hingga 300 kilogram.
Drone tempur yang dapat menembakkan rudal udara-ke-darat dari ketinggian 5.000 meter itu – masih dapat dijangkau oleh rudal-rudal pertahanan udara Yaman. Sehingga dengan mudah ditembak jatuh oleh sistem senjata anti-pesawat modifikasi tentara Yaman.
Memasuki 2021, Perang Yaman sendiri semakin meningkat, bukan hanya saling serang drone – pergerakan pasukan Houthi juga terus merangsek menuju kota Marib yang kaya minyak yang terletak sekitar 120 kilometer timur ibu kota Sanaa
Kota Marib kini menjadi benteng terakhir pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi. Jika kota Marib berhasil direbut oleh Houthi maka akan memudahkan tentara Yaman menjalankan operasi militer mereka di wilayah selatan Arab Saudi. Saat ini, daerah-daerah tersebut sebagian besar memang sudah tidak berpenghuni sejak agresi militer pasukan koalisi 6 tahun yang lalu.
Pada pertengahan Februari 2021, militer Houthi telah menargetkan posisi pasukan pimpinan Saudi di dekat Kota Marib. Dengan cepat, saat serangan dimulai, pasukan Houthi menguasai banyak desa dalam pergerakahn maju pasukannya menuju Kota Marib dan Bendungan Marib yang bersejarah.
Meski pasukan koalisi pimpinan Saudi telah membuat parit pertahanan untuk menahan gerak maju pasukan Houthi, namun semangat tak gentar pasukan Houthi berhasil menghancurkan perimeter pertahanan tentara bayaran pasukan koalisi Arab Saudi dalam serangan spartan sehari penuh. Akhirnya pertarungan sengit lebih dari sehari tersebut dimenangkan oleh pasukan Houthi dan berhasil merebut Bendungan Marib.
Namun pada 20 Februari, pasukan Houthi dipukul mundur dari Bendungan. Sehingga lokasi itu kini menjadi medan tempur yang panas, silih berganti saling menguasai wilayah tersebut.
Perang di Kota Marib menjadi saksi bahwa pasukan Houthi pada satu titik berhasil mengalahkan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi yang memiliki persenjtaan lebih canggih.
Terlepas dari semua itu, hal ini adalah kesuksesan nyata bagi para pejuang Houthi di medan perang dan kemunduran memalukan bagi pasukan koalisi Arab Saudi.
Kondisi di atas angin pasukan Houthi sekarang ini, jelas menjadi kabar buruk bagi pasukan koalisi dan pendukung baratnya. Jika Bendungan dan Kota Marib sepenuhnya dikuasai pasukan Houthi – maka tentara Yaman dapat merangsek menjalankan operasi militer lebih jauh ke dalam wilayah Arab Saudi.
Menariknya, setelah melihat serangan pasukan Houthi terhadap benteng terakhir pasukan koalisi imperialis pimpinan Arab Saudi – utusan PBB mulai teriak-teriak untuk untuk menghentikan serangan terhadap kota itu dengan dalih akan membawa bencana kemanusiaan?
Baru-baru ini, Martin Griffiths sebagai perwakilan khusus Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk Yaman mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa, “Serangan ini menempatkan jutaan warga sipil dalam risiko,” katanya melalu vidcon terkait serangan di kota Marib. (Agus Setiawan)