Politik

Pemilu 2019 Harus Ciptakan Pemilih Cerdas dan Bangun Common Sense

Manuver Elektabilitas Menuju Pilpres 2019
Menuju Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2019. (Foto: Vote Indonesia)

NUSANTARANEWS.CO, JakartaPemilu 2019 harus ciptakan pemilih cerdas dan membangun common sense. Bangsa Indonesia mempunyai pekerjaan besar yang harus disiapkan untuk 20 tahun ke depan, utamanya pada 2045 yang mana untuk mempersiapkan SDM Indonesia yang kreatif, inovatif serta melek pengetahuan dan teknologi. Namun, menyambut Indonesia menjadi negara dengan perekonomian Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 6 besar dunia diperlukan prasyarat yaitu tingkat pertumbuhan ekonomi nasional terus berada ditingkat 5-7 persen tiap tahunnya.

Demikian disampaikan Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI), Soehadji, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Baca juga: Rocky Gerung dan Akal Sehat

Baca juga: Rocky Gerung Merasa Ada Kondisi Akal Sehat Dipalsukan Hari-hari Ini

Menurutnya, dalam menghadapi Pemilu 2019 diperlukan kesadaran bersama antara rakyat dan stakeholders untuk menciptakan suatu iklim kompetensi yang sehat, membangun suatu common sense rakyat dan menciptakan gagasan-gagasan yang mecerdaskan bangsa dengan tujuan terciptanya pemilih yang cerdas sehingga iklim politik menunjang iklim perekonomian dan pembangunan bangsa.

Baca Juga:  Politik Identitas dan Regenerasi pada Pilkada Serentak 2024

“ISRI sebagai organisasi masyarakat yang berbasis intelektual atau kecendikiawanan akan ikut berperan serta dalam ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan terus mengawal Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika dalam menghadapi tantangan ekstrimisme dan berita hoaks,” katanya.

pemilih cerdas, pemilu 2019, pemilih pemilu, peserta pemilu, pemilih milenial, isri, common sense, pemilih indonesia, nusantaranews
Diskusi Dewan Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia (ISRI), Jakarta, Rabu (30/1/2019). (Foto: Istimewa)

Baca juga: Mahfud MD Menyerukan Tidak Golput dalam Pemilu 2019

“Oleh karenanya pada momentum jelang Pemilu ini ISRI menegaskan posisinya secara kelembagaan independen, dan tidak terjebak dalam posisi dukung mendukung pada paslon tertentu, namun mengajak seluruh rakyat terutama anggota ISRI untuk ikut mensukseskan hajat demokrasi dengan memilih calon yang mempunyai program-program yang pro rakyat serta tidak golput,” sambung Soehadji.

Dia mengungkapkan, dalam mengawal demokrasi ISRI telah membentuk kelompok kerja pengawasan pemilu dalam bentuk Sarjana Pemantau Pemilu untuk membangun iklim masyarakat Indonesia sebagai pemilih cerdas serta membangun common sense bangsa menjadi bangsa yang berkemajuan.

(bya/asq)

Editor: Banyu Asqalani

Related Posts

1 of 3,059