NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pemerintah melalui Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong dan Chairman Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) Vincent HS Lo telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dalam rangka mewujudkan program Belt and Road Initiative atau One Belt One Road di Indonesia.
Penandatanganan ini dilaksanakan pada Rabu (25/4/2018) di Hotel Shangri-La, Jakarta melalui kegiatan seminar bertajuk Kerjasama Strategis Indonesia-Hong Kong dalam Belt and Road Initiative yang igelar bersama oleh HKTDC, Chinese Chamber of Commerce, Hong Kong (CGCC) dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN).
Selain Thomas Lembong dan Vincent HS Lo hadir pula Chairman CGCC dan Chairman Sunwah Grup Jonathan Choi, pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir, Pendiri dan Pemimpin CT Corp Chairul Tanjung, Chairman Shanghai Geoharbour Construction Group Mr Xu Shilong dan Wakil Ketua Umum KADIN Shinta Widjaya Kamdani.
Melalui kerjasama ini Hong Kong memainkan peranan penting untuk menghubungkan Tiongkok, Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya guna mendorong para pebisnis khususnya Hong Kong dan Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia dan menyediakan layanan profesional yang berkualitas untuk memuluskan kerja sama investasi.
BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT:
- Jalur Sutra Abad 21 Adalah Proyek Ambisius Cina
- Mewaspadai Agsesifitas Investasi Cina
- Geopolitik Indonesia di Mata Cina
- Ledakan Penduduk dan Arti Penting Proyek Belt and Road bagi Cina
- Stabilitas Asia Dalam Bayang-bayang Ambisi Global Cina
- India Merasa Terkepung Oleh Inisiatif Belt Road Cina
Belt and Road Initiative atau One Belt One Road (OBOR) adalah sebuah proyek ambisius Cina yang diumumkan Presiden Cina Xi Jinping melalui pidato bersejarahnya di Gedung DPR RI pada 2013 silam. Tujuan dari inisiatif OBOR ini ialah membangun kawasan ekonomi jalur sutra yang melibatkan sekitar 4,4 miliar penduduk dengan agregat ekonomi sekitar 21 triliun dolar di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan sebagian Afrika.
Kegiatan seminar di Hotel Shangri-La, Jakarta ini memang telah direncanakan sebelumnya. HKTDC yang bekerjasama dengan Shanghai Federation of Industry and Commerce berusaha membantu Indonesia mewujudkan pembangunan infastruktur melalui program One Belt One Road dengan minat keahlian di bidang keuangan, konsultasi, arsitektur, energi, pengolahan air dan sampah, konstruksi dan keinsinyuran, hukum dan akunting, transportasi dan sektor-sektor lain.
Chairman HKTDC Mr Vincent HS Lo mengatakan Belt and Road Initiative membawa kesempatan dan keuntungan yang nyata bagi Indonesia dan kawasan. Menurutnya, sebagai salah satu negara penggagas ASEAN dan memiliki potensi ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia punya peran penting dalam mensukseskan program Belt and Road Initiative yang diinisiasi Presiden Cina Xi Jinping.
“Saya senang kepercayaan yang sudah terpupuk lama dengan Indonesia menjadi modal awal untuk bekerjasama,” ujar Vincent.
“Menawarkan kombinasi permodalan, keahlian profesional dan kapabilitas produksi dari Hong Kong dan Shanghai, kami berharap dapat berkolaborasi dengan rekan kerjasama di Indonesia untuk mengubah kesempatan investasi ke dalam kerjasama bisnis yang menguntungkan,” tambah Vincent.
“Selain kebutuhan modal, kami juga melihat permintaan yang tinggi untuk solusi total bagi pengembangan infrastruktur. Di dalam delegasi kami, ada sejumlah perwakilan dari berbagai penyedia layanan, mulai dari arsitektur dan keinsinyuran, konstruksi, teknologi informasi, manajemen proyek dan operasi, sampai hukum dan manajemen resiko. Mereka siap mengkontribusilan keahlian mereka untuk proyek-proyek pembangunan yang sudah direncanakan,” tambah Jonathan Choi dalam kesempatan sama. (red)
Editor: Gendon Wibisono