Pemerintah Indonesia Tekan Filipina Bebaskan Sandera

Dokumentasi Din Minimi saat menyerah pada Kepala BIN Sutiyoso/Foto Nusantaranews
Dokumentasi Din Minimi saat menyerah pada Kepala BIN Sutiyoso/Foto Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Matinya pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso memanaskan issue terorisme di tanah air. Berbagai kalangan di pemerintahan negara pun menyuarakan aspirasi dan aparat keamanan juga mengeluarkan imbauan kepada anak buah Santoso supaya menyerah. Imbauan tadi dinyatakan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso seperti diberitakan nusantaranews.co sebelumnya.

(Baca : Kepala BIN Imbau Anak Buah Santoso Menyerah)

Memanasnya radikalisme dan terorisme oleh kelompok sipil bersenjata, baik itu di Indonesia, Filipina, maupun global membuat Sutiyoso angkat bicara. Khusus untuk para anak buah Santoso di Poso, pihaknya memberikan imabauan tegas sekaligus ultimatum. Tidak sekedar itu, mantan Ketua Umum Partai PKPI ini juga meminta Filipina supaya lebih serius menangani pembebasan sandera oleh Abu Sayyaf.

Ultimatim pun dinyatakan oleh Sutiyoso bahwa, pemerintah Indonesia tidak akan mengirim batubara untuk Filipina apabila gagal dalam menggalakkan operasi pemberantasan aksi terorisme.

“Kita menuntut kepada pemerintah Filipina agar mereka serius, kalau nggak moratorium aja, kita nggak usah kirim-kirim batubara lagi,” katanya, Kamis (21/7).

(Baca: DPR Harapkan Tewasnya Santoso Dapat Melumpuhkan Seluruh Jaringan Terorisnya)

Menurut Sutiyoso, saat ini posisi keempat sandera warga negara Indonesia (WNI) tidak dalam satu tempat. Ia meyakini kelompok pemberontak itu menyembunyikan lebih rapat posisi sandera. “Kita akan ikuti perkembangannya,” kata dia.

Mantan Ketua Umum PKPI ini menegaskan, pemerintah tidak akan membayar tebusan. “Kita tidak pernah membayar,” tandasnya. (Achmad/Red-02)

Baca Juga:

Santoso Tewas, Ahmad Yani Sebut Terorisme Lahir Dari Ketidakadilan Negara

Marzuki Alie: Masyarakat Harus Terlibat Aktif Penanganan Terorisme

Exit mobile version