Puisi HM Nasruddin Anshoriy Ch
NUZULUL QUR’AN
Inikah yang dinamakan mata air cinta itu?
Malam yang dirindukan para malaikat dan bidadari
Inikah kemesraan yang diturunkan dalam Kalam Ilahi
Ketika kilau cahaya menghunjam di jantung Sang Nabi
Malam ini langit dan bumi bertabur melati
Ketika Jibril sang malaikat muqorrobin itu mengguncang Jabal Nur
Memetik setangkai Kalam Suci dari langit paling tinggi
Bacalah!
Bacalah wahai semesta
Atas nama Sang Maha Cahaya
Atas nama Sang Khalik penggenggam Kerajaan Langit
Bacalah seluruh kata dan tanda dengan akal sempurna
Sesaat sepi menikam kalbu
Disaksikan butiran embun dan kilau cahaya
Nabi berkhalwat di keheningan Gua
Gua Hira namanya
“Aku tak bisa membaca!”
Bisik Sang Nabi memantulkan ribuan gema
Bacalah atas nama Sang Maha Esa dengan gemuruh jiwa dan cinta
Tuhan yang menciptakan manusia dengan fitrah sempurna
Bacalah seisi alam ini dengan ketajaman ilmu dan kemuliaan akhlak yang paripurna
Sekejap senyap!
Sekejap lenyap!
Kebutaan dan kedustaan memang tak sanggup menatap pesona
Kedengkian dan kebencian telah membakar segalanya
Apakah malam ini masih terbaca lafal cahaya itu di kedalaman jiwa?
Pada malam kemuliaan yang memancarkan iman dan ilmu di relung samudera?
Gus Nas Jogja, 17 Ramadlan 2018
HM Nasruddin Anshoriy Ch atau biasa dipanggil Gus Nas mulai menulis puisi sejak masih SMP pada tahun 1979. Tahun 1983, puisinya yang mengritik Orde Baru sempat membuat heboh Indonesia dan melibatkan Emha Ainun Nadjib, HB. Jassin, Mochtar Lubis, WS. Rendra dan Sapardi Djoko Damono menulis komentarnya di berbagai koran nasional.
Baca juga:
- Pulang dari Parangtritis
- Berguru pada Ki Hadjar Dewantara
- Potret Diri
- Panca Dharma
- Kupetik Istighfar
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]