NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Nilai tukar rupiah pada Senin (8/10) pagi kembali melemah sebesar 7 poin menjadi Rp 15.190 dari posisi sebelumnya Rp 15.183 per USD.
Terus melemahnya nilai tukar rupiah ini tentu bukanlah kejutan. Mengingat, jauh-jauh hari sejumlah pengamat ekonomi nasional sudah memprediksinya. Bahkan, ekonom Ichsanuddin Noorsy pada 25 September lalu sempat mengingatkan bahwa rupiah akan tembus di atas Rp 15.00 per USD.
“Jelas bukan merupakan kebahagiaan saat prediksi negatif menjadi kenyataan. Prediksi yang bertujuan agar kita waspada dan segera mengambil sikap antisipatif itu disebabkan fundamental makro kita memang rapuh,” katanya dikutip dari keterangan tertulisnya.
Dia mengatakan ambang batas psikologis telah dilampaui. “Padahal, the FED akan kembali menaikkan suku bunganya mendekati akhir tahun 2018,” ujarnya.
Ichsanuddin mengatakan ambang batas psikologi adalah petunjuk batas kekuatan atau kelemahan yang dapat diterima oleh kondisi psikologi.
“Dalam konstruksi ambang batas psikologi tentang rupiah melemah, maka Rp15.000 adalah batas kelemahan yang optimal. Jika rupiah terus melemah, maka kondisi psikologis masyarakat sulit menerima kejatuhan itu,” katanya.
Artinya, tingkat kepercayaan masyarakat memburuk terhadap rupiah yang menjadi salah satu ukuran kekayaan dan kemiskinannya dan alat tukarnya. “Efek memburuknya kepercayaan masyarakat ini memberi gambaran bahwa ada yang salah dengan sistem ekonomi,” imbuhnya.
(gdn/anm)
Editor: Gendon Wibisono