HankamMancanegara

Militer Turki Belajar Mengoperasikan Sistem S-400 di Rusia

Militer Turki
Sistem pertahanan udara S-400 Rusia, terlihat saat parade militer di Moskow, Rusia/Wikipedia

NUSANTARANEWS.CO – Militer Turki belajar mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 di Rusia. Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan bahwa sejumlah personil militer Turki telah tiba di Rusia untuk belajar mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 Rusia, kata Akar, seperti dikutip oleh stasiun televisi NTV Turki

Pada akhir Desember 2017, Rusia dan Turki telah sepakat menandatangani perjanjian senilai US$ 2,5 miliar untuk pembelian dua sistem rudal darat-ke-udara S-400 dan empat baterai. Proses penyediaan sistem rudal S-400 tersebut terus berjalan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati, menurut juru bicara Rostec. Tidak ada penundaan, tambahnya.

Pembelian sistem rudal S-400 oleh Turki ini telah membuat marah Amerika Serikat (AS) sebagai sesama anggota NATO. AS mengklaim bahwa sistem itu “tidak kompatibel” dengan sistem pertahanan aliansi. Menteri luar negeri AS, Mike Pompeo, memperingatkan Turki bahwa negara-negara yang membeli perangkat keras militer dari Rusia berisiko melanggar sanksi baru yang diberlakukan AS pada 2017 terhadap industri militer dan pertahanan Rusia.

Baca Juga:  Eropa Bermain Api Dengan Mengizinkan Serangan Mendalam Terhadap Wilayah Rusia

Pernyataan itu muncul setelah NBC News melaporkan bahwa Washington telah meminta Turki menolak kesepakatan dengan Moskow pada akhir minggu pertama Juni, memperingatkan akan ada konsekuensi negatif, termasuk sanksi.

Washington telah mengancam Ankara dengan sanksi atas rencana akuisisi S-400 dan berulang kali mengatakan akan menunda atau membatalkan proses penjualan pesawat F-35 ke Turki. Ankara, pada gilirannya, mengatakan bahwa pembelian peralatan militer adalah urusan kedaulatannya.

Para pejabat AS sebetulnya sangat khawatir jika sistem pertahanan Rusia dimasukkan ke dalam struktur pertahanan NATO – akan membuka akses pada data sensitif, termasuk juga informasi terkait jet tempur F-35 yang dipesan Turki. AS khawatir data ini akan sampai ke Moskwa. Kekhawatiran ini kemudian menjadi dalih bagi AS untuk membekukan pengiriman F-35 ke Ankara.

Menanggapi kecurigaan Washington, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa, Turki tidak akan mengintegrasikan sistem pertahanan udara S-400 Rusia dengan jaringan pertahanan NATO ketika mendapatkan sistem pertahanan tersebut pada Juli 2019.

Baca Juga:  Jerman Ultimatum Cina terkait Dugaan Pasokan Drone ke Rusia

“Sitem pertahanan Rusia akan sepenuhnya di bawah kendali militer kami dan tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem pertahanan udara NATO,” tegasnya. (Banyu)

Related Posts

1 of 3,083