FeaturedHukumPolitik

Menunggu Puncak Final Pertarungan KPK Vs Setnov

NusantaraNews.co, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai salah lembaga negara yang membidangi pemberantasan korupsi dinilai memiliki tingkat kepercayaan publik yang tinggi. Bahkan, sejak lembaga antirasuah ini berdiri hingga kini, KPK senantiasa menjadi menempati posisi atas dari belasan lembaga dengara lainnya.

“Sangat jarang ada lembaga yang mendapatkan kepercayaan publik setinggi KPK. Setiap survei yang dilakukan LSI, KPK selalu menjadi Top 1,2,3 dari belasan lembaga negara dan swasta,” ungkap Dennya JA dalam telaah kritisnya, “Real Final: KPK Versus Setnov”, baru-baru ini seperti ditulis NusantaraNews.co, Jumat (17/11/2017).

Sampai akhirnya, kata Dennya, wibawa KPK mesti mengalami ujian dalam memproses kasus mega korupsi e-KTP yang melibatkan Ketua Umum DPR RI Setya Novanto (Setnov), yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka lagi dan dimasukkan ke DPO.

“Sangat jarang tokoh politik punya pengaruh sesakti Setnov. Sejak era awal Reformasi, setiap terkena jeratan hukum, Setnov selalu lolos dan menjadi pemenangnya. Apalagi kini Setnov menjadi ketua DPR dan Ketum Partai Golkar,” terang Denny.

Baca Juga:  Gerindra Jatim Beber Nama-Nama Calon Kepala Daerah Yang Diusung

Tapi, lanjut Dennya, kini kesaktian Setnov diuji oleh KPK. “Ibarat pertarungan akbar yang disaksikan jutaan mata, kini KPK dan Setnov masing-masing masuk final. Celakanya mereka harus bertarung dan harus ada yang mengalahkan. Inilah yang membuat jutaan mata “deg-degan.” Siapa yang akan mengalahkan siapa dalam the real final ini,” katanya.

Dennya menambahkan, ibarat pertarungan final sepakbola, tak ada juara kembar. Sistem dan aturan main sudah ditetapkan harus ada pemenangnya. Bahkan jika seri di dua babak, diberikan waktu perpanjangan 2 kali 15 menit. Jika masih seri juga, harus ada adu penalti (tos-tosan). Penonton ada di sana menanti pemenang. Tak mau pulang sebelum ada pemenang.

“Ibarat real final bola, kini KPK versus Setnoh masuk babak adu penalti. Babak pertama, Setnov menang. Pra peradilan membebaskannya dari status tersangka. Babak kedua, KPK menang, Setnov kembali menjadi tersangka. Perpanjangan waktu dilakukan dan masih seri juga. KPK sempat unggul dengan datang paksa menggeruduk rumah Novanto. Tapi babak selanjutnya, Setnov yang unggul. Belum sempat KPK datang, Setnov sudah tidak di rumah,” urai Denny.

Baca Juga:  Breaking News: Hendry Ch Bangun Dkk Terbukti Korupsi Rp. Rp 1.771.200.000

Menurut Denny, dua hal ini ikut menentukan siapa yang akan menang. Pertama: desakan opini publik. Seberapa kokoh opini publik memihak? Jika opini publik memihak dengan militansi tinggi, bahkan tokoh sekuat pak Harto bisa tumbang. Kedua: politik elit, terutama aparat hukum. Seberapa kuat aparat hukum ini bersikap.Hal terpenting adalah membaca sinyal Jokowi. Kemana arahan Jokowi? Sebagai politisi Jawa, Jokowi pasti memberi sinyal walau sangat halus dan butuh interpretasi.

“Kita berharap jangan terlalu lama drama the Real Final ini. Indonesia banyak masalah lain yang penting. Berdasarkan hasil survei LSI, publik semakin kuatir soal lapangan pekerjaan, harga sembako, ketimpangan ekonomi,” harap Denny.

Pewarta/Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 270