NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek mengatakan Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan bagus didengungkan demi menjunjung profesi kedokteran. Tiga karakter tersebut yang disingkat menjadi 3 K tersebut harus dipunyai oleh para dokter dalam melaksanakan tugas keprofesiannya.
Sebab, kata Menteri Nila, setiap dokter mempunyai peran sentral dalam memberikan pelayanan kesehatan. 3 K ini diwujudkan berdasarkan UU nomor 20 tahun 2013 yang bertujuan menghasilkan dokter berbudi luhur, bermartabat, bermutu dan berkompeten.
”Kita sama-sama menghargai antar dokter dan kepada pasien. Jadi saya kira diingatkan lagi dan menjunjung kebersamaan,” kata Nila kepada alumni kedokteran pada Musyawarah Nasional II Forum Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI) di Jakarta, dilansir dari laman Kemenkes.
Karakter Kesantunan, jelas Nila, dokter yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik terhadap pasien, sejawat, dan tenaga kesehatan lainnya yang menjadi mitra kerja. “Pada karakter ini dokter juga harus bertutur kata baik, sikap, dan bahasa tubuh yang baik,” jelasnya.
Baca: Ini Upaya Efektif Cegah-Kendalikan Diabetas Dari Menkes Nila
Menurut Nila, karakter Kesejawatan diartikan dokter yang menjunjung tinggi etika profesi, dan meningkatkan kemampuan serta kompetensi bidang kedokteran. Karakter Kebersamaan artinya interkonektivitas dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
”Saya kira ini penting sekali dengan integritas, kita mau melakukan etos kerja baik yang bersifat gotong royong. Jadi harapan kami kepada dokter Indonesia itu mari kita tegakkan integritas profesi, kita usahakan yang terbaik, mengamalkan sumpah dokter, mematuhi standar etik profesi dokter, penguasaan pengetahuan, dan keterampilan,” kata Nila.
Tiga karakter itu dinilai penting dimiliki seorang dokter, terutama di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di mana ada peluang bagi dokter luar negeri untuk bekerja di fasilitas layanan kesehatan di Indonesia.
”Kita tidak boleh lalai. Era MEA tidak menutup kemungkinan banyak dokter (dari luar negeri) yang mau masuk ke Indonesai. Ini yang harus kita pikirkan bagaimana mempertahankan seluruh fasilitas layanan kesehatan agar dikelola dan memperkerjakan dokter asli Indonesia,” kata Nila.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.