Mancanegara

Kasus Boeing 737 MAX 8 Norwegia Air Sama Persis Dengan Lion Air JT-610

Pendarat Darurat Boeing 737 Max 8 yang Dioperasikan Norwegia Air di Iran (Foto: Aviation24)
Pendarat Darurat Boeing 737 Max 8 yang Dioperasikan Norwegia Air di Iran (Foto: Aviation24)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Baru baru ini pada Jumat (14/12/2018) pesawat Norwegia Air jenis Boeing 737 MAX 8 jalur penerbangan Dubai (DXB) ke Oslo (OSL) mengalami masalah setelah terjadi kesalahan dalam penerbangan. Akibat ada masalah, pilot Norwegia Air yang menahkodai Boeing 737 MAX 8 itu pun kemudian melakukan pendaratan darurat ke Bandara Zhiraz, Iran.

Dikutip dari Aviation24.be, pesawat versi baru keluaran Boeing 737 itu melakukan pendaratan darurat setelah mengalami masalah mesin. Dimana terjadi masalah terhadap penunjuk kecepatan. Disebutkan bahwa tekanan minyak bakar rendah terjadi di mesin sebelah kiri pesawat yang mengangkut 186 penumbang tersebut.

Sementara itu, seorang analis penerbangan Nicholas dalam tulisannya yang dimuat di Simpleflying.com berjudul Norwegian Boeing 737 Is Stuck In Iran After In Flight Fault menceritakan perbincangannya dengan kawan kawannya di penerbangan, terkait masalah Nowegia Air Boeing 737 MAX 8 yang mendarat darurat di Iran.

Baca Juga: Sedari Awal, Pesawat Boeing 737 PK-LQP Memang Sudah Alami Masalah

Baca Juga:  Keingingan Zelensky Meperoleh Rudal Patriot Sebagai Pengubah Permainan Berikutnya?

Ia menjelaskan bahwa Nowegia Air Boeing 737 MAX 8 melakukan pendaratan karena ada masalah di Angle of Attack (AoA).

Kasus Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Norwegia Air jalur penerbangan Dubai-Oslo itu, sama persis dengan kasus yang menimpa Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air JT-610 yang berujung jatuh di perairan Karawang, pada 29 Oktober 2018 lalu.

Pengamat penerbangan nasional, Arista Atmadjati pada Senin (17/12/2018) juga mengungkap hal sama. Menurutnya, kasus Norwegia Air mendarat di Iran serupa dengan kasus Lion Air JT-610.

Sebagaimana diketahui berdasarkan hasil laporan preliminary report pada 28 November 2018 lalu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan dalam kasus Boeing 737 MAX 8 JT-610 ditemukan adalah masalah mesin. Dimana ada perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat.

“Data Flight Data Recorder merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat, yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman,” kata Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo.

Baca Juga:  Dewan Kerja Sama Teluk Dukung Penuh Kedaulatan Maroko atas Sahara

Sensor yang disebut Angle of Attack (AoA) ini memberikan data tentang sudut terkait hembusan angin melalui sayap, sehingga pilot bisa mengetahui daya angkat pesawat saat itu. AOA adalah parameter penting yang membantu sistem pesawat mengetahui apakah posisi bagian hidung pesawat terlalu tinggi. Jika terlalu tinggi pesawat bisa mengalami apa yang disebut aerodynamic stall dan jatuh.

Pewarta: Romandhon
Editor: Alya Karen

Related Posts

1 of 3,051