NUSANTARANEWS.CO, Solo – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman membeberkan kontribusi pertanian terhadai perekonomian nasional. Selama 4 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, kata Amran, banyak capaian yang ditempuh Kementan guna memberikan andil pada pertumbuhan ekonomi nasional. Pertama, inflasi pangan 2014 sebesar 10,57 persen, turun menjadi 1,26 persen di tahun 2017.
“Ini sangat menggembirakan apalagi pendapatan petani yang terlihat dari NTUP dan NTUP juga naik,” ujar Mentan saat menjadi menjadi pembicara dalam diskusi Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang dan Industri (RAPIMNAS KADIN) 2019 bertajuk “Meningkatkan Ekspor dan Mendorong Pembangunam Industri yang Berdaya Saing Menuju Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan” di Solo, Rabu (28/11/2018).
“Ini berdasarkan surat dari BPS yang kami terima tadi malam. Inflasi pangan kita turun. Ada yang mengkhawatirkan jika inflasi pangan turun bisa jadi pendapatan petani ikut turun. Tetapi kita menekan disparitas yang ada selama ini, di mana harga komoditas pertanian naik 100 hingga 300 persen. Kemudian rantai pasok kita atur dengan baik, sehingga bisa menekam inflasi pangan dan menaikkan pendapatan petani. Juga penduduk miskin di desa turun dari 17 juta jiwa menjadi 15 juta jiwa selama 4 tahun pemerintahan Jokowi-JK,” paparnya menambahkan.
Di hadapan peserta Rapimnas Kadin Indonesia 2018, Mentan menyampaikan bahwa, ekspor pertanian dari 2016 ke 2017 naik 24 persen dan di tahun 2018 diprediksi naik lagi. Berdasarkan data BPS, di tahun 2016 nilai ekspor hasil pertanian US$ 26,73 miliar. Sementara di tahun 2017 naik menjadi US$ 33,05 miliar.
“Artinya, nilai ekspor tahun 2017 sebesar 24 persen. Hasilnya pun, volume dan nilai neraca perdagangan sektor pertanian tahun 2016-2017 surplus. Yakni masing-masing 97,06 persen dan 45,85 persen,” kata Amran.
Lebih lanjut dia mengatakan, pembangunan pertanian era perintahan Jokowi-JK telah meningkatkan investasi di sektor pertanian. Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sektor pertanian di Indonesia baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) selama 2018 mencapai Rp 61,58 triliun. Jumlah tersebut melebihi realisasi investasi pertanian selama 5 tahun terakhir, yakni di 2017 sebesar Rp 45,9 triliun, 2016 sebesar Rp 45,42 triliun, 2015 sebesar 43,07 triliun, 2014 sebesar Rp 44,78 triliun, dan 2013 sebesar Rp 29,3 triliun.
“Dengan demikian, investasi dari 2013 ke 2014 naik 50 persen, tapi jika dibandingkan dari 2013 ke 2018 naik 110 persen. Capaian ini diperoleh karena ada perubahan di Kementan yakni telah menerapkan sistem Single Submission Online (SSO), pengurusan izin dokumem ekspor yang sebelunnya butuh waktu 3 bulan, tapi sekarang ini hanya butuh waktu 3 jam,” kata Mentan.
Hadir pada pertemuan tersebut Presiden RI Joko Widodo, Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani, Sekretaris Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono, dan peserta Rapimnas dari berbagai daerah.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana