OpiniPolitikTerbaru

Menolak Keras Isu Agama untuk Kepentingan Politik

Setelah beberapa calon mendapat surat rekomendasi dari masing-masing partai pengusung membuat peta politik OKI semakin jelas. Jelasnya, peta politik diiringi dengan masing-masing tim calon mulai bergerak, baik di lapangan maupun di dunia maya. Pergerakan tim sukses membuat berbagai manuver politik untuk menjatuhkan lawan dan menaikkan popularitas calon sudah terlihat menggunakan segala cara termasuk isu agama.

Kita sangat menyayangkan jika fenomena Pilkada Jakarta akan dibawa ke dinamika Pilkada OKI 2018. Ada salah satu tim sukses dengan terang-terangan membuat status di media sosial jangan memilih beda agama. Hal itu jelas sekali bahwa ada tim sukses salah satu calon ingin menggiring masyarakat untuk tidak memilih calon tertetntu dengan menggunakan isu agama.

Selain itu, sangat disayangkan jika ada tim sukses menjual isu agama demi memperjuangakan calon mereka dan mencari dukungan masyarakat. Menggiring pilihan masyarakat dengan isu agama, bagi kita itu bukan langkah politik yang dewasa dan mendidik masyarakat. Jangan jual isu agama demi kepentingan politik, turun nilai agama jika hanya dibicarakan dalam konteks pilkada saja. Agama seharusnya diperjuangkan dalam kehidupan sehari-hari melalui membantu atas sesama, memberikan bekal pelajaran agama kepada generasi muda serta melaksanakan tugas dan menjahui segala larangan-Nya.

Baca Juga:  Kabupaten Nunukan Dapatkan Piala Adipura untuk Kedua Kalinya

Lebih lanjut, janganlah fenomena Pilkada Jakarta di bawa ke OKI, cukup hanya terjadi di Jakarta saja menghalalkan segala cara untuk meraih kemenangan termasuk menjual isu agama. Tampak sangat jelas dinamika Pilkada Jakarta meninggalkan luka berkepanjangan – masyarakat Jakarta masih terpecah-pecah dan terlihat belum bisa menyatu lagi karena isu SARA sangat kental di proses Pilkada. Apakah kita menginginkan masyarakat OKI terpecah juga hanya untuk sekedar memperjuangkan calon masing-masing?

Mari kita berpikir rasional dan hati dingin. Kita tengok dampak Pilkada Jakarta, menimbulkan perpecahan bekepanjangan karena isu agama dijual untuk kepentingan kampanye. Jika fenomena itu terjadi di OKI, tentu kita semua tidak menginginkan ada perpecahan di antara masyarakat hanya karena soal politik. Kita berharap semua masyarakat dan tim sukses mengakhiri bawa isu agama ke dalam proses Pilkada.

Kita bepesan dan berharap kepada semua tim sukses agar bersaing dengan fair agar terlihat berkualitas pilkada OKI 2018 nanti. Pesta demokrasi yang digelar hanya 5 tahun sekali itu bukan hanya proses pergantian pemimpin, tapi juga sebagai ajang pembelajaran politik bagi masyarakat OKI. Jika tim sukses tidak memberikan teladan politik yang baik, lantas masyarakat akan belajar dari siapa? Perlu dipahami bahwa tim sukses selain mempunyai tugas memenangkan calon juga memiliki fungsi sebagai aktor yang memberikan pelajaran politik kepada masyarakat.

Baca Juga:  Sering Ambrol dan Putus, Kualitas Jembatan dan Penahan Banjir di Lumajang Rendah

Pilakada bukan hanya proses pergantian pemimpin, tapi juga media pembelajaran politik bagi masyarakat. Semua tim sukses jangan melupakan tugas Parpol yang tertuang dalam undang-undang, yaitu salah satunya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Bertarunglah secara sehat, biar terlihat berkualitas, ayolah semua tim sukses beradu visi misi dan program kerja agar masyarakat memilih karena kualitas bukan doktrin. (*)

Penulis: Abulaka Archaida (AA), Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Aliansi Mahasiswa Pantai Timur (IKBA AMPATI)

Related Posts

1 of 6