Mancanegara

Menjelang Peringatan Hari Jadi Negara Israel, Situasi di Jalur Gaza Semakin Memanas

NUSANTARANEWS.CO, Tel Aviv – Israel mulai mengambil langkah antisipasi perang meletus di jalur Gaza pada Mei mendatang. Warga Palestina kembali akan menggelar protes besar di jalur Gaza pada Jumat (30/3) dan soerang jenderal tertinggi Israel mengatakan protes tersebut berpotensi menimbulkan kekacauan serta kekerasan.

Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Gadi Eisenkot memperingatkan bahwa perang berpotensi meletus pada tahun 2018 karena situasi saat ini jauh lebih kacau dalam tiga tahun belakangan.

Karenanya, sebagai langkah antisipasi terjadinya kekacauan di jalur perbatasan Gaza, Tel Aviv mengerahkan pasukan khusus di perimeter Gaza dan diizinkan untuk melepaskan tembakan guna mencegah infiltrasi massal di perbatasan.

Kepada Yedioth Ahronoth Eisenkot mengatakan IDF telah menempatkan lebih dari 100 penembak jitu di perbatasan Gaza dengan alasan keamanan menjelang demonstrasi warga Palestina. Pasukan yang ditempatkan tersebut, kata Eisenkot, telah diizinkan untuk melepaskan tembakan jika protes mengarah dan berkembang menjadi kekerasan.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Warga Palestina akan menggelar protes di jalur Gaza pada 30 Maret karena tanggal tersebut menandai peringatakan ke-42 kematian enam orang Arab yang dibunuh oleh Pasukan Khusus Israel selama demonstrasi pada tahun 1976 silam.

Aksi demonstrasi dijadwalkan akan terus berlangsung hingga pertangahan Mei hingga datangnya peringatan Hari Jadi Israel, atau yang disebut warga Palestina Catastrophe Day (Hari Bencana) atau Nakba. Penamaan ini bersamaan dengan pembentukan Negara Israel pada tahun 1984 yang mengusir warga Palestina pindah dari tanah kelahirannya.

Dalam kesempatan sama, Eisenkot juga mengakui bahwa selama beberapa tahun terakhir Israel telah terlibat sedikitnya dalam 1000 operasi di wilayah negara lain selain Palestina. Namun, ia menolak untuk memberikan rinciannya. Dia malah memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan di wilayah Gaza dapat menyebabkan situasi yang semakin buruk, termasuk perang.

“Saya mungkin harus memerintahkan tentara melalui perang, tetapi saya berusaha keras mencegahnya. Peluang yang terjadi tahun ini lebih besar daripada dalam tiga tahun pertama masa jabatan saya. Ada banyak vektor negatif di wilayah ini yang mendorong ke arah konflik dan semuanya bergantung pada kami,” kata Eisenkot.

Baca Juga:  Apa Arti Penyebaran Rudal Jarak Jauh Rusia Bagi Skandinavia?

Dan salah satunya tentu saja pengakuan Presiden AS Donald Trump tentang Yerusalem sebagai ibukota Israel dan pemindahan Kedubes AS ke wilayah tersebut dari Tel Aviv. Akibat pengakuan Trump, Hamas lalu menyerukan untuk memulai intifada ketiga. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 790